BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Organisasi adalah Organisasi (organization) dan pengorganisasion
(organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan
alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
Pengorganisasian adalah Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi
organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan
(planning). Dengan demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki
pengertian yang berbeda.
Organisasi-organisasi
merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil
tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak
secara sendiri.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Pengertian
Organisasi
b.
Asas-Asas
Organisasi
c.
Ciri-Ciri
Organisasi
d.
Prinsip-Prinsip
Oraganisasi
e.
Proses
(Langkah-Langkah) Pengorganisasian
f.
Rentang
Kendali Pengorganisasian
g.
Sasaran
Pengorganisasian
h.
Bentuk
Organisasi
i.
Ciri utama dari individu yang mempengaruhi efektivitas organisasi
j.
Macam-Macam
Organisasai
|
BAB
II
ISI
2.1. Pengertian
Pengorganisasian
atau organizing berasal dari kata organisme yang berarti menciptakan suatu
kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi. Fungsi pengorganisasian
(Organizing = Pembagian Kerja) berkaitan erat dengan fungsi perencanaan.
Pengertian Organizing (Pengorganisasian) dan Organizing (Organisasi) berbeda.
Organizing
(pengorganisasian) adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, &
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan mencapai tujuan.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang
dinamis, sedangkan Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Sedangkan
Organization (Organisasi) adalah sitem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu.
2.2 Asas-Asas Organisasi
1.
Asas tujuan organisasi, bertujuan untuk
mendapatkan laba dan juga untuk memberikan pelayanan.
2.
Asas kesatuan tujuan, menurut asas ini
di dalam suatu organisasi (perusahaan) harus ada kesatuan tujuan yang akan dicapai
jika tidak organisasi akan kacau.
3.
Asas kesatuan perintah, maksudnya
bawahan hanya akan menerima atau memberikan pertanggung jawaban hanya dari satu
orang atasan, tapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
4.
Asas rentang kendali, menurut asas ini
seoarang manajer hanya dapat memimpin bawahannya secara efektif 3 sampai 9
orang atau sesuai dengan kemampuan manajernya.
5.
Asas pendelegasian wewenang,
pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain
sehingga mengetahui wewenangnya.
6.
Asas keseimbangan wewenang dan tanggung
jawab, harus seimbang.
7.
|
Asas tanggung jawab, maksudnya pertanggung jawaban
dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang dan pelimpahan
wewenang.
8.
Asas pembagian kerja, pengelompokan
aktivitas-aktivitas pekerjaan yang sama ke dalam satu unit kerja.
9.
Asas penempatan personalia, maksudnya
penempatan orang-orang di sesuaikan dengan keterampilan dan keahliannya.
10. Asas
jenjang berangkai, maksudnya saluran perintah dan wewenang dari atas ke bawah
tidak boleh terputus.
11. Asas
efisiensi, dalam suatu organisasi untuk menempuh tujuannya harus dapat mencapai
hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
12. Asas
kesinambungan, mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
13. Asas
koordinasi, mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan agar terarah
kepada sasaran yang ingin dicapai.
2.3
Ciri-Ciri Organisasi
1.
Terdapat sekelompok orang yang saling
mengenal
2.
Mereka melakukan kegiatan yang
berbeda-beda tetapi saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan bahasa
3.
Tiap anggota berusaha untuk saling
menyumbangkan tenaganya, hasil usahanya, dan sebagainya
4.
Dalam kegiatan kerjasama tersebut,
setiap orang mempunyai wewenang dan tanggung jawab, terkoordinasikan dan ada
yang mengawasi
5.
Hanya ada 1 tujuan yang hendak dicapai
bersama
2.4 Prinsip-Prinsip Organisasi
1.
Adanya tujuan yang jelas
2.
Adanya pembagian tugas kerja
3.
Adanya kesatuan perintah atau komando
4.
Adanya rentangan pengawas
5.
Adanya pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab
6.
Adanya kesatuan arah (koordinasi)
2.5 Proses
(Langkah-Langkah) Pengorganisasian
1.
Manajer yang mengetahui tujuan
organisasi yang ingin dicapai
2.
Penentuan kegiatan-kegiatan, manajer
harus mengetahuinya
3.
Pengelompokan kegiatan-kegiatan, tugas
manajer adalah mengelompokan kegiatannya
4.
Pendelegasian wewenang, manajer harus
menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen
5.
Rentang kendali, manajer harus
menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen
6.
Peranan perorangan, manajer harus
menetapkan dengan jelas tugas setiap individu karyawan
7.
Tipe organisasi, manajer harus
menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai
8.
Struktur bagan organisasi, manajer harus
menetapkan bagan strktur apa yang akan digunakan
Jika
proses pengorganisasian di atas dilakukan dengan baik dan berdasarkan ilmiah
maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efisien dan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
2.6 Rentang
Kendali Pengorganisasian
Rentang kendali
(span of
management = span of control = span of executive= span of authority) sangat
di perlukan dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan pembagian kerja,
koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer) .
Rentang kendali
juga diperlukan di dalam suatu organisasi dikarenakan adanya “limits factor (ketrebatasan ):
a)
Waktu, artinya bahwa pada saat yang
bersamaan seorang pemimpin tidak dapat melakukan pekerjaan yang beraneka ragam.
b)
Pengetahuan, artinya bahwa seorang
pemimpin tidak mungkin mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan.
c)
Kemampuan, artinya seorang pemimpin
perusahaan kemampuannya terbatas maka perlu diadakan batas jumlah bawahan
langsungnya.
d)
Perhatian, artinya seorang pemimpin
tidak dapat memperhatikan semua masalah yang dilakukan bawahannya.
Faktor-faktor
yang membatasi besar kecilnya rentang kendali :
a)
Sifat & terincinya rencana
b)
Latihan-latihan dalam perusahaan
c)
Posisi pemimpin dalam struktur
organisasi
d)
Dinamis atau statisnya organisasi
e)
Kemampuan dan kecanggihan komunikasi
f)
Tipe pekerjaan yang dilakukan
g)
Kecakapan dan pengalaman manajer
h)
Tingkat kewibawaan dan energi manajer
i)
Dedikasi dan partisipasi bawahan
2.7 Sasaran pengorganisasian
Sasaran
pengorganisasian yaitu berusaha menentukan ciri atau bentuk kerja sama yang
sesuai dengan luasnya organisasi, sehingga berguna bagi berlangsungnya proses
manajemen,
2.8 Bentuk
Organisasi
Bagan
organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang
menunjukkan hubungan kerja sama.Bagan ini menggambarkan
Lima aspek
utama struktur organisasi
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen
pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G.
Hodges, yaitu :
1. Bentuk
Piramidal, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan
mudah dimengerti.
2. Bentuk
Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.
3. Bentuk Horizontal, aliran wewenang
dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk Melingkar, menekankan pada
hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.
Bentuk –
Bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi
tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk
organisasi ini yaitu organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling
mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan
komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b. Garis
komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan
bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan
cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan
yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui,
juga karyawan yang rajin dan malas.
e. Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada
satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas, maka seluruh
organisasi terancam kehancuran.
b. Adanya
kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan
karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan
mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya
banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, yang tugasnya memberi
nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pemimpin didalam organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi
yang besar maupun kecil serta apapun tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara
pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki
oleh setiap karyawan dapat dikembangkan menjadi suatu spesialisasi.
d. Prinsip
penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat
walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi,
karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g. Semangat
kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi
berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
b. Perintah menjadi kabur dengan
nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah
sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c.
Kesatuan komando berkurang.
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat
staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi
Fungsional
Organisasi yang disusun atas
dasar fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada perusahaan
yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dijalankan dan
dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan
bidang spesialisasi sendiri saja.
b. Koordinasi menyeluruh sukar
dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang
sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi
Panitia
Organisasi dibentuk hanya
untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi
tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan
masak-masak dalam pembahasan yangdalamdan terperinci.
b. Kemungkinan
pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c. Koordinasi kerja telah dibahas
oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan
memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
b. Tanggung
jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreativitas
karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kolektivitas lebih dipentingkan.
2.9 Empat ciri utama dari individu yang
mempengaruhi efektivitas organisasi
1.
Persepsi = proses pemberian arti
terhadap lingkungan oleh individu.
2.
Sikap = kesiapsiagaan mental yang
diorganisasikan melalui pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu kepada
tanggapan seseorang terhadap orang, objek, dan situasi yang berhubungan
dengannya.
- Kepribadian
= serangkaian siri yang relative mantapkecenderungan dan perangai yang
sebagian besar dibentuk oleh factor keturunan dan oleh factor-faktor
sosial, kebudayaan, dan lingkungan.
- Belajar =
proses terjadinya perubahan yang relative tetap dalam perilaku sebagai
akibat dari praktik.
Dalam pengorganisasian diperlukan struktur
organisasi, yang digunakan untuk menspesifikasi pembagian aktivitas kerja dan
menunjukkan sebagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan
sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.
Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi
serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Struktur organisasi memberikan
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi mempertahankan
kedatangan dan keprgian individu serta untuk mengoordinasi hubungannya dengan
lingkungan.
Gibson dan kawan-kawan menekankan bahwa struktur
bertalian dengan hubungan yang relative pasti yang terdapat di antara pekerjaan
dalam organisasi. Hubungan yang pasti tersebut timbul dari proses keputusan
sebagai berikut:
1.
pembagian kerja
2.
departementalisasi
3.
rentang kendali
4.
delegasi
2.10 Macam-Macam Organisasi
1.
Democratic
Decentralized (DD)
Tidak memiliki
pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk menangani suatu tugas yang
harus diselesaikan. Koordinator pun bisa berubah/diganti bila ada perubahan
dalam pekerjaan (task). Keputusan yang dibuat harus berdasarkan konsensus
kelompok, bukan hanya wewenang satu orang saja.
Komunikasi sangatlah
penting karena setiap individu harus benar-benar paham akan segala sesuatu yang
harus ditangani / dikerjakan. Sifat komunikasi antar anggota di sini adalah
komunikasi horizontal, karena tidak ada istilah pimpinan dan bawahan dalam
bentuk organisasi ini.
2.
Controlled
Decentralized (CD)
Memiliki satu pemimpin
utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-tugas utama. Terdapat
pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih pemimpin utama untuk mengkoordinir dan
menangani sub-sub tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan pemimpin utama.
Pemimpin sekunder ini menjadi koordinator dalam sub-sub group yang dibentuk
berdasarkan pembagian tugas.
Pengambilan keputusan
dilakukan secara bersama-sama antar anggota dalam masing-masing sub group.
Sedangkan pengambilan keputusan antar group diputuskan oleh pemimpin utama.
Komunikasi juga tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan
secara horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi
vertikal antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim
3.
Controlled
Centralized (CC)
Hanya ada pimpinan
utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan ditangani langsung oleh pimpinan
utama. Semua pengambilan keputusan terhadap suatu masalah berada di tangan
pimpinan utama.
Pimpinan utama ini
pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan tidak
bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat
komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
2.11 Perkembangan dan Perubahan Organisasi
Sebagaimana yang telah
disinggung sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal ini turut
mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya. Karena
itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih.
Bahkan, sebelum
manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga telah tersirat
sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang dijelaskan
oleh ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal apabila
berjumlah minimal 20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang dibutuhkan
untuk melakukan pembuahan dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa ini
mengisyaratkan bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berorganisasi dalam mencapai
tujuan.
Sepanjang sejarah
perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi itu telah
muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani,
kerajaan-kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa
mereka telah membentuk dan membangun organisasi yang baik.
Dengan demikian,
manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama sejak ribuan
tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah akar
perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19.
KOMITMEN ORGANISASI
1.
Pengertian
Komitment Organisasi
Komitment organisasi
adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi
tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan
dalam organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa
keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu
seseorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti
memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah
guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka
guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komimen yang
kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
2.
Bentuk – bentuk
Komitmen Organisasi
Ø Komitmen
efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan
dalam organisasi,
Ø Komitmen
berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian yang
berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena
kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
Ø Komitmen
normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada dalam
organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar
yang harus dilakukan.
3. Proses Pembentukan Komitmen
Organisasi
Komitmen organisasi
merupakan salah satu faktor penting bagi kelanggengan suatu organisasi. Tanpa
adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin
suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal. Banyak sekali
penelitian-penelitian yang mengupas dan memahami permasalahan komitmen
ornagisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Dunham, Grube dan Castaneda (1994)
mengatakan bahwa adanya komitmen organisasi yang tinggi pada setiap diri
individu sangat berhubungan erat denagn rasa memiliki individu terhadap
organisasi.
Miner (1988)
menjelaskan bahwa ada tiga tahap proses pembentukan komitmen terhadap
organisasi. Tahap-tahap tersebut merupakan serangkaian waktu yang digunakan
oleh individu untuk mencapai puncak karir. Tahap-tahap ini adalah:
Ø Komitmen
awal. Ini terjadi karena adanya interaksi antara karakteristik personal dan
karakteristik pekerjaan. Interaksi tersebut akan membentuk harapan karyawan
tentang pekerjaannya. Harapan tentang pekerjaan inilah yang akan mempengaruhi
sikap karyawan terhadap tingkat komitmen terhadap organisasi.
Ø Komitmen
selama bekerja. Proses ini dimulai setelah individu bekerja. Selama bekerja
karyawan mempertimbangkan mengenai pekerjaan, pengawasan, gaji, kekompakan
kerja, serta keadaan organisasi dan ini akan menimbulkan perasaan tanggung
jawab pada diri karyawan tersebut.
Ø Komitmen
selama perjalanan karir. Proses terbentuknya komitmen pada tahap masa
pengabdian terjadi selama karyawan meniti karir didalam organisasi. Dalam kurun
waktu yang lama tersebut, karyawan telah banyak melakukan berbagai tindakan,
seperti investasi, keterlibatan sosial, mobilitas sosial, mobilitas pekerjaan
dan pengorbanan-pengorbanan lainnya.
4.
Aspek-Aspek Komitmen Organisasi
Komitmen
berorganisasi ditandai oleh suatu keinginan untuk memelihara anggotanya,
terlibat dalam bekerja dan menyesuaikan nilai-nilai pribadi dengan
tujuan-tujuan serta kebijaksanaan organisasi.
Ø Perasaan
manunggal dengan tujuan organisasi (identifikasi), yang meliputi minat dan
tujuan yang sama dengan anggota organisasi lain.
Ø Perasaan
terlibat dalam organisasi, dimana perasaan terlibat pada organisasi merupakan
perasaan ikut memiliki dari karyawan terhadap organisasi.
Ø Perasaan
setia atau loyal pada perusahaan, merupakan kesetiaan individu dengan
memberikan dukungan serta mempertahankan kebijaksanaan organisasi.
5.
Faktor – faktor
yang mempegaruhi komitmen organisasi
Komitmen organisasi
sangat terkait dengan faktor individu dan juga faktor organisasi (Schultz dan
Ellen, 1994). Individu yang telah berada dalam suatu organisasi lebih dari dua
tahun, dan individu yang memiliki keinginan untuk berkembang, memiliki komitmen
organisasi yang tinggi disbanding dengan individu yang baru masuk didalam suatu
organisasi (Schultz dan Ellen, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh O’
Driscoll (dalam Schultz dan Ellen, 1994) pada 119 karyawan didaerah New Guenia,
menunjukkan bahwa perkembangan komitmen organisasi akan terlihat setelah enam
bulan individu bergabung didalam suatu organisasi, dan selanjutnya penelitian
tersebut menemukan hubungan yang positif antara komitmen organisasi dengan
kepuasan kerja.atau dapat dikelompokan menjadi 4 bagian.
1.
Karakteristik
individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan)
2.
Karakteristik
yang berhubungan dengan pekerjaan
3.
Karakteristik
struktural (formalitas, desentralisasi
4.
Pengalaman
dalam kerja
|
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di
atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap organisasi
diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan, perhatian, kepedulian dan
kepercayaan terhadap karyawan, perbedaan karakteristik individu (usia, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang berhubungan dengan
pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman
dalam kerja, kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan
organisasi, keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan
untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi dan perasaan
setia dan loyal pada perusahaan..
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi para
aktivis yang mulai bergairah untuk melakukan pengorganisiran, yaitu :
1.
Menjaga sopan santun
2.
Selalu kreatif
3.
Gigih dan ulet
4.
Bersikap Luwes
4.
Memiliki rasa humor yang tinggi
5.
Memulai pekerjaan dan aksi dari yang
kecil-kecil terdahulu
6.
Mempunyai target yang jelas kepada siapa pengorganisiran akan dilakukan
7.
Membentuk dan menyiapkan tim kecil lokal
yangnantinya akan berfungsi sebagai
pengorganisirlokal.
BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap
para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA
H.R Sugeng. 2005. Rangkuman
pengetahuan umum lengkap. Semarang
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen
(Dasar, Pengertian dan Masalah). Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment