DOMISILI
A. Definisi Domisili
Domisili merupakan terjemahan dari Domicile atau woonplaats artinya tempat tinggal.
Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan domisili atau tempat tinggal itu adalah “tempat dimana seseorang dianggap hadir mengenai hal melakukan hak-haknya dan memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya dia tidak di situ”
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kediaman itu seringkali ialah rumahnya, kadang-kadang kotanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap orang dianggap selalu mempunyai tempat tinggal di mana ia sehari-hari melakukan kegiatannya atau dimana ia berkediaman pokok. Kadang-kadang menetapkan tempat kediaman seseorang itu sulit, karena selalu berpindah-pindah (banyak rumah). Untuk memudahkan hal tersebut dibedakan antara tempat kediaman hukum (secara yuridis) dan tempat kediaman yang sesungguhnya.
Tempat kediaman hukum adalah “tempat dimana seseorang dianggap selalu hadir berhubungan dengan hal melakukan hak-haknya serta kewajiban-kewajibannya,meskipun sesungguhnya mungkin ia bertempat tinggal di lain tempat”.
Menurut pasal 77,pasal 1393; 2 KUHPerdata Tempat tinggal adalah “tempat tinggal dimana sesuatu perbuatan hukum harus dilakukan”.
Bagi orang yang tidak mempunyai tempat kediaman tertentu, maka tempat tinggal dianggap dimana ia sungguh-sungguh berada.
Menurut Vollmar, tempat tinggal merupakan tempat orang melakukan perbuatan hukum.
B. Unsur – Unsur Domisili
1. Adanya tempat tertentu (tetap sementara)
2. Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut
3. Adanya hak dan kewajiban
4. Adanya prestasi
C. Pentingnya Domisili
Menurut hukum tiap-tiap orang harus mempunyai tempat tinggal (domisili) dimana ia harus dicari. Pentingnya domisili ini terkait dengan hal-hal berikut,antara lain :
1. Dimana seorang harus menikah (Pasal 78 KUHPer)
2. Dimana seorang harus dipanggil oleh pengadilan (Pasal 1393 KUHPer)
3. Pengadilan mana yang berwenang terhadap seseorang (Pasal 207 KUHPer)
Arti pentingnya domisili untuk seseorang,antara lain:
a. Menurut Sri Soedewi Sofwan
Untuk menentukan atau menunjukkan suatu tempat di mana berbagai perbuatan hukum harus dilakukan, misalnya mengajukan gugatan,pengadilan mana yang berwenang mengadili.
b. Menurut Ridwan Syahrani
Untuk mengetahui dengan siapakah seseorang itu melakukan hubungan hukum serta apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing
c. Untuk membatasi kewenangan berhak seseorang.
D. Macam – macam Domisili
Domisili dapat dibedakan menurut sistem hukum yang mengaturnya : Common Law dan Eropa Kontinental. Menurut KUH Perdata (termasuk Eropa Kontinental),tempat tinggal dibedakan 2 macam, yaitu : Tempat tinggal yang sesungguhnya dan tempat tinggal pilihan.
1. Tempat tinggal yang sesungguhnya atau Eigenlijke Woonplaats
Adalah tempat melakukan perbuatan hukum pada umumnya,dibedakan menjadi 2 macam :
a. Tempat tinggal suka rela atau mandiri (vrijwillige,onafhank elijke woonplaats),yaitu tempat tinggal yang tidak tergantung pada hubungannya dengan orang lain. Istilah tempat tinggal menurut pembentuk undang-undang pada dasarnya hendak menegaskan bahwa yang dimaksud domisili adalah tempat tinggal dalam pengertian yuridis. Pasal 17BW, menentukkan bahwa setiap orang dianggap memiliki tempat tinggal pokok,yaitu tempat tinggal yang memiliki hubungan tertentu secara terus-menerus-menerus dengan orang bersangkutan. Pada umumnya tempat tinggal yuridis dengan tempat tinggal yang sesungguhnya adalah sama, akan tetapi adakalanya tidak ada demikian. Bagi seseorang yang tidak mempunyai domisili di tempat kediamannya yang tertentu,maka domisilinya dianggap berada ditempat dimana ia sungguh-sungguh berada.
b. Tempat tinggal wajib atau tempat tinggal menurut hukum (Afhankelijke, Noodzakelijke of Ontleende Woodplaats)
Yaitu tempat tinggal yang tidak bergantung pada keadaan-keadaan orang bersangkutan,tetapi bergantung pada keadaan orang lain. Dalam arti yuridis, tempat tinggal wajib ialah tempat tinggal yang ditentukkan oleh hubungan antara seseorang dengan orang lain.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, pihak-pihak yang dianggap mempunyai tempat tinggal wajib,meliputi:
Ø Seorang istri mengikuti suaminya
Ø Anak-anak yang belum dewasa dan masih mengikuti tempat tinggal orang tuanya
Ø Orang dibawah pengampuan dibawah coratornya.
Ø Buruh yang tinggal dirumah majikannya, domisilinya mengikuti majikan.
2. Tempat tinggal yang dipilih (Gezoken Woonplaats)
Adalah tempat tinggal yang berhubungan dengan hal-hal melakukan perbuatan hukum tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih ini untuk memudahkan puhak lain atau untuk kepentingan pihak yang memilih tempat tinggal tersebut.
Tempat tinggal yang dipilih ada 2 macam,yaitu:
Ø Tempat kediaman yang dipilih atas adasar Undang-undang, misalnya dalam hukum acara dalam menentukan waktu eksekusi dari vonis.
Ø Tempat kediaman yang dipilih secara bebas, misalnya dalam melakukan pembayaran memilih kantor notaries (menurut Sri Soedewi,M. Sofwan).
Pada dasarnya terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam menentukkan domisili pilihan, yaitu :
a. Pilihan harus terjadi dengan perjanjian
b. Perjanjian harus diadakan secara tertulis (bentuk perjanjian tertulis)
c. Pilihan hanya dapat terjadi untuk satu atau lebih perbuatan hukum atau hubungan tertentu.
d. Untuk pilihan itu diperlukan adanya kepentingan yang wajar.
E. Perpindahan Tempat Tinggal dan Rumah Kematian
Menurut Subekti ada juga yang disebut “Rumah Kematian” atau “Domisili Penghabisan”.
Adakalanya seseorang karena sesuatu dan lain hal berpindah tempat tinggal dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut ketentuan pasal 18 KUH Perdata,perpinadahan tempat tinggal akan terjadi karena: 1) rumah tempat tinggal dengan nyata pindah ke tempat lain, 2) terdapat maksud untuk memindahkan tempat tinggal pokok ke tempat lain dengan cara yang ditunjukkan oleh pasal 19 BW. Berpindahan tempat tinggal suami, wali atau pengampu menurut hukum juga mengakibatkan perpindahan tempat tinggal bagi seorang istri,anak atau anak-anak yang belum dewasa atau anak-anak yang berada dibawah pengampuan.
Sedangkan Rumah Kematian bagi seseorang yang meninggal dunia adalah tempat tinggalnya yang terakhir. Rumah kematian dianggap penting dalam kaitannya dengan urusan-urusan pewarisan. Warisan dianggap jatuh pada rumah kematian. Menurut pasal 962 BW, bahwa setelah pewaris meninggal dunia, maka testamen rahasia harus disampaikan pada balai harta peninggalan yang mewilayahi rumah kematian pewaris.
Daftar Pustaka :
Titik Triwulan Tutik,SH.,MH., Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasioanal (Kenacan Prenada Media Group: 2010)
Saturday, November 3, 2012
Tata Kerja,Prosedur kerja dan Sistem kerja
Tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
A.pengertian
1. tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi2 tujuan,peralatan,fasilitas,tenaga kerja,waktu,ruang dan biaya yg tersedia.
2. prosedur kerja : rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu aturan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rngka penyelesaian suatu bidang tugas.
3. sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dlm rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan.
B. Manfaat
1.tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja penting sebagai suatu pola kerja yg merupakan penjabaran tujuan,sasaran,program kerja,fungsi” dan kebijaksanaannya ke dlm kegiatan” pelaksanaan yg nyata.
2.melalui tata kerja,prosedur kerja dn sistem kerja bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sbg pedoman.
C. asas-asas penyusunan tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja
1. tertulis,dan disusun secara sistematis dan dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja.
2. dikomunikasikan dan di informasikan secara sistematis kepada semua petugas
3. selaras dengan kebijakan pimpinan
4. evaluasi dan revisi
D. pengaturan pokok di bidang tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja dalam organisasi
1. pimpinan wajib mnrapkan prinsip kordinasi,integrasi,dan sinkronisasi
2. mengkoordinasi bawahan
3. menyampaikan lporan berkla tept waktu.
4. mengolah dan memanfaatkan lporan guna bhn pngmbiln kputusan.
5. adanya tembusan
E. prinsip-prinsip dan teknik penyusunannya
1. segi” tujuan,fasilitas,peralatan,biaya,waktu
2.tujuan pokok orgnsasi,skema,
3. bagan prosedur
4. daftar secara rinci ttg pkerjaan yg hrus dlkukn.
Simbol” dlm prosedur
1. Lingkaran besar : operasi / sesuatu yg hrus dkerjkn
2. Belah ketupat : untuk mnunjukkn pemeriksaan (control,inpection] mengenai mutu/kualitas
3. Segiempat bjr sngkr : mnnjukn pmrksaan mngenai jmlh/kualitas
4. Huruf D (delay) penahanan / penundaan suatu proses krena harus mnunggu tndkn atw pnyelesaian lbh lnjut.
5. Segitiga tungga terbalik :penyimpanan (strorage)secara bertahap (permanen)
A.pengertian
1. tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi2 tujuan,peralatan,fasilitas,tenaga kerja,waktu,ruang dan biaya yg tersedia.
2. prosedur kerja : rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu aturan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rngka penyelesaian suatu bidang tugas.
3. sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dlm rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan.
B. Manfaat
1.tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja penting sebagai suatu pola kerja yg merupakan penjabaran tujuan,sasaran,program kerja,fungsi” dan kebijaksanaannya ke dlm kegiatan” pelaksanaan yg nyata.
2.melalui tata kerja,prosedur kerja dn sistem kerja bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sbg pedoman.
C. asas-asas penyusunan tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja
1. tertulis,dan disusun secara sistematis dan dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja.
2. dikomunikasikan dan di informasikan secara sistematis kepada semua petugas
3. selaras dengan kebijakan pimpinan
4. evaluasi dan revisi
D. pengaturan pokok di bidang tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja dalam organisasi
1. pimpinan wajib mnrapkan prinsip kordinasi,integrasi,dan sinkronisasi
2. mengkoordinasi bawahan
3. menyampaikan lporan berkla tept waktu.
4. mengolah dan memanfaatkan lporan guna bhn pngmbiln kputusan.
5. adanya tembusan
E. prinsip-prinsip dan teknik penyusunannya
1. segi” tujuan,fasilitas,peralatan,biaya,waktu
2.tujuan pokok orgnsasi,skema,
3. bagan prosedur
4. daftar secara rinci ttg pkerjaan yg hrus dlkukn.
Simbol” dlm prosedur
1. Lingkaran besar : operasi / sesuatu yg hrus dkerjkn
2. Belah ketupat : untuk mnunjukkn pemeriksaan (control,inpection] mengenai mutu/kualitas
3. Segiempat bjr sngkr : mnnjukn pmrksaan mngenai jmlh/kualitas
4. Huruf D (delay) penahanan / penundaan suatu proses krena harus mnunggu tndkn atw pnyelesaian lbh lnjut.
5. Segitiga tungga terbalik :penyimpanan (strorage)secara bertahap (permanen)
Wednesday, October 31, 2012
Pembuatan dan Pengendalian Formulir
A. Pengertian Formulir
Formulir adalah sesuatu bentuk cetakan dengan kolom-kolom di dalamnya harus diisi dengan angka,jawaban/keterangan yang sesuai dengan pertanyaan/instruksi yang ada.
B. Fungsi Formulir
1. mencari suatu keterangan
2. menghimpun data yang sama
3. menyampaikan informasi yang sama kepada beberapa bagian yang berbeda
4. sebagai alat bukti fisik
5. sebagai dasar petunjuk untuk bekerja
C. Tujuan dan Manfaat Formulir
1. mengurangi kesibukan mengutip/menyalin keterangan yang sama-sama berulang-ulang.
2. untuk memudahkan keseragaman atau pembakuan kerja
3. untuk mempermudah dalam mengklasifikasikan data
4. untuk mempermudah tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
5. sebagai alat pemberian instruksi
6. sebagai alat perencanaan
7. sebagai alat pengeawasan dan evaluasi.
D. hal - hal yang pelu dipehatikan dalam membuat formulir
a. setiap formulir yang dibuat harus mempunyai kegunaan yang jelas
b. perhatikan efektifitas dan efesiensi formulir
c. ada standarisasi dalam pembuatan formulir
d. informasi dibuat secara tersusun,rapi dan logis
e. formullir dibuat sederhana
f. untuk bagian yang diisi informasi,perlu disediakan ruang kosong yg cukup
g. harus ada judul nama formulir
h. menggunakan unkuran tertentu sesuai kebutuhan
i. mencantumkan nama organisasi untuk formulir keluar kantor
j. perancangan desai formulir harus dilakuakn sebaik mungkin dan direncanakan secara matang.
E. Proses pembuatan formulir
1. pejabat formulir mengadakan diskusi (tanya jawab) dengan pejabat yang meminta formulir bersangkutan.
2. pembuat formulir mencari menggali informasi dari pihak sehubungan dengan formulir yang akan dirancang.
3. pembuat formulir membuat konsep rancangan formulir beberapa macam untuk diuji coba dan didiskusikan kembali dengan pihak terkait.
4. pemmbuat formulir mengadakan penyempurnaan seperlunya dan minta ijin memberlakukannya kepada yang berwenang.
F. pengendalian formulir
1. mencegah jangan sampai adanya formulir yang digunakan tidak sebagaimana mestinya
2. mencegah jangan sampai ada formulir yang di ibah tanpa persetujuan sebelumnya.
3. mencegah jangan sampai ada formulir yang beredar tanpa sepengetahuan yang berwenang.
G. desain formulir
1. pendahuluan
a. identitas perusahaan
b. tanggal dibuat dan tanda tangan
c. nama formulir
d. tuujuan
e. judul formulir
2. tempat pengisisan dapat berupa tempat,tabel,kolom yang memuat instruksi/pertanyaan mengenai data/informasi yang harus diisi
3. penutup
a. tanggal dibuat dan ditanda tangani
b. tanda tangan
c. instruksi tambahan (jika ada)
Formulir adalah sesuatu bentuk cetakan dengan kolom-kolom di dalamnya harus diisi dengan angka,jawaban/keterangan yang sesuai dengan pertanyaan/instruksi yang ada.
B. Fungsi Formulir
1. mencari suatu keterangan
2. menghimpun data yang sama
3. menyampaikan informasi yang sama kepada beberapa bagian yang berbeda
4. sebagai alat bukti fisik
5. sebagai dasar petunjuk untuk bekerja
C. Tujuan dan Manfaat Formulir
1. mengurangi kesibukan mengutip/menyalin keterangan yang sama-sama berulang-ulang.
2. untuk memudahkan keseragaman atau pembakuan kerja
3. untuk mempermudah dalam mengklasifikasikan data
4. untuk mempermudah tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
5. sebagai alat pemberian instruksi
6. sebagai alat perencanaan
7. sebagai alat pengeawasan dan evaluasi.
D. hal - hal yang pelu dipehatikan dalam membuat formulir
a. setiap formulir yang dibuat harus mempunyai kegunaan yang jelas
b. perhatikan efektifitas dan efesiensi formulir
c. ada standarisasi dalam pembuatan formulir
d. informasi dibuat secara tersusun,rapi dan logis
e. formullir dibuat sederhana
f. untuk bagian yang diisi informasi,perlu disediakan ruang kosong yg cukup
g. harus ada judul nama formulir
h. menggunakan unkuran tertentu sesuai kebutuhan
i. mencantumkan nama organisasi untuk formulir keluar kantor
j. perancangan desai formulir harus dilakuakn sebaik mungkin dan direncanakan secara matang.
E. Proses pembuatan formulir
1. pejabat formulir mengadakan diskusi (tanya jawab) dengan pejabat yang meminta formulir bersangkutan.
2. pembuat formulir mencari menggali informasi dari pihak sehubungan dengan formulir yang akan dirancang.
3. pembuat formulir membuat konsep rancangan formulir beberapa macam untuk diuji coba dan didiskusikan kembali dengan pihak terkait.
4. pemmbuat formulir mengadakan penyempurnaan seperlunya dan minta ijin memberlakukannya kepada yang berwenang.
F. pengendalian formulir
1. mencegah jangan sampai adanya formulir yang digunakan tidak sebagaimana mestinya
2. mencegah jangan sampai ada formulir yang di ibah tanpa persetujuan sebelumnya.
3. mencegah jangan sampai ada formulir yang beredar tanpa sepengetahuan yang berwenang.
G. desain formulir
1. pendahuluan
a. identitas perusahaan
b. tanggal dibuat dan tanda tangan
c. nama formulir
d. tuujuan
e. judul formulir
2. tempat pengisisan dapat berupa tempat,tabel,kolom yang memuat instruksi/pertanyaan mengenai data/informasi yang harus diisi
3. penutup
a. tanggal dibuat dan ditanda tangani
b. tanda tangan
c. instruksi tambahan (jika ada)
Thursday, October 11, 2012
Analisis Pekerjaan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi pada dasarnya merupakan kerjasama dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Sutarto (dalam Usman, 2009:146) organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial. Defenisi yang dikemukakan Sutarto menekankan kepada tiga hal yaitu (1) adanya kumpulan orang, (2) ada proses pembagian kerja antara orang-orang tersebut, dan (3) ada sistem kerjasama atau sistem sosial di antara orang-orang tersebut.
Dalam mencapai tujuannya, organisasi memerlukan berbagai macam sumber daya. Mulai dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya informasi. Setiap sumber daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai suatu sistem, sumber daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan saling bekerja sama sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi memegang peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih sekalipun tidak akan ada artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya tidak berkualifikasi untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber daya informasi. Sebaik dan selengkap apapun informasi yang diterima oleh organisasi, tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia yang ada tidak mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan organisasi.
Sumber daya manusia adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan terhadap usaha mencapai tujuan organisasional. Dalam ilmu kependudukan, konsep sumber daya manusia ini dapat disejajarkan dengan konsep tenaga kerja (manpower) yang meliputi angkatan kerja(labor force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja yang bekerja disebut juga dengan pekerja. (Ndraha, 1999)
B. Indentifikasi Masalah
Pertanyaan mendasar adalah mengapa manajemen sumber daya manusia menjadi begitu penting bagi organisasi? Barangkali hal ini terkait dengan keinginan semua manajer yang tidak ingin karyawannya melakukan kesalahan. Misalnya, seorang manajer tentu saja tidak ingin, (1) mempekerjakan orang yang salah untuk pekerjaan tersebut, (2) mengalami proses penggantian karyawan yang tinggi, (3) orang-orang yang diandalkan tidak melakukan yang terbaik, (4) menghabiskan waktu untuk wawancara yang tidak berguna, (5) membuat perusahaan dituntut oleh pengadilan karena tindakan diskriminatif, (6) membuat perusahaan diawasi oleh pengawas undang-undang keamaan pekerjaan federal karena tidak memerhatikan keamanan, (7) mengakibatkan sebagian karyawan berpikir bahwa gaji mereka tidak adil dan tidak sebanding dengan karyawan lain dalam organisasi, (8) membiarkan kurangnya pelatihan mengakibatkan berkurangnya efektivitas, dan (9) melakukan praktik pekerjaan yang tidak adil. (Dessler, 2006:5)
Siagian (1995) melihat adanya suatu fenomena adminsitratif yang belum pernah terlihat sebelumnya, yaitu semakin besarnya perhatian dan semakin banyaknya pihak yang menyadari pentingnya manajemen sumber daya manusia. Politisi, tokoh industri, para pembentuk opini seperti pimpinan media massa, para birokrat di lingkungan pemerintahan, dan para ilmuwan yang menekuni berbagai cabang ilmu terutama ilmu-ilmu sosial menunjukkan perhatian yang semakin besar terhadap manajemen sumber daya manusia.
Penerapan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu bidang kajian manajemen di lapangan, juga menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang ada pada umumnya, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan dan sebagainya. Hanya saja, dalam manajemen sumber daya manusia, kajian manajemen lebih diarahkan dan dititikberatkan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi. Hal ini akan berkaitan erat nantinya dengan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, yang memiliki berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya dengan bergabung ke dalam organisasi.
Flippo (1994) mengidentifikasi, setidaknya ada sepuluh fungsi-fungsi yang dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia. Flippo membaginya ke dalam dua kelompok besar, yaitu fungsi-fungsi manajemen, dan fungsi-fungsi operasional. Fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1) perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling). Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2) pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5) pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
Salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan. Dengan menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam pekerjaan itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh sumber daya manusia yang akan menduduki posisi itu.
C. Tujuan
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai analisis pekerjaan sebagai salah satu bidang pekerjaan perencanaan manajemen sumber daya manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Marwansyah (2010:3), manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Manajemen Sumber daya manusia sering disebut juga dengan manajemen personalia. Manajemen personalia merupakan proses manajemen yang diterapkan terhadap personalia yang ada di organisasi. Menurut Flippo (1994:5), manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Sastrohadiwiryo (2002) menggunakan istilah manajemen tenaga kerja sebagai pengganti manajemen sumber daya manusia. Menurutnya,
manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan, pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun instansi.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan, fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, menurut Flippo (1994) secara garis besar dibagi dua, yaitu fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-fungsi operasional. Berikut akan di bahas satu persatu.
Perencanaan
Manajer yang efektif menyadari bahwa bagian terbesar dari waktu yang harus mereka sediakan adalah perencanaan. Dalam manajemen sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan program sumber daya manusia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun oleh organisasi.
Pengorganisasian
Pengorganisasian menyangkut kepada penyusunan serangkaian tindakan yang telah ditentukan, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Manajemen sumber daya manusia merancang struktur hubungan antara pekerjaan, sumber daya manusia, dan faktor-faktor fisik yang akan dilibatkan. Para manajer harus hati-hati terhadap hubungan yang rumit yang ada di antara satu unit khusus dan unit-unit organisasi lainnya.
Pengarahan
Fungsi pengarahan ini menyangkut kepada pelaksanaan rencana yang telah disusun dan telah diorganisasikan. Dalam fungsi pengarahan ini, terdapat pemotivasian, pelaksanaan pekerjaan, pemberian perintah, dan sebagainya. Intinya bagaimana menyuruh orang untuk bekerja secara efektif.
Pengendalian
Pengendalian berarti pengamatan atas tindakan dan perbandingannya dengan rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi. Pada saat-saat tertentu juga diadakan penyusunan kembali rencana-rencana dan penyesuaiannya terhadap penyimpangan yang tidak dapat diubah.
Pengadaan tenaga kerja
Pengadaan tenaga kerja adalah fungsi operasional pertama dari manajemen sumber daya manusia, yaitu berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam pengadaan tenaga kerja adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi dan penempatan.
Pengembangan
Pengembangan sumber daya manusia merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Pengembangan sumber daya manusia ini diperlukan karena adanya perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, dan tugas manajemen yang semakin rumit.
Kompensasi
Kompensasi dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada sumber daya manusia atas sumbangan mereka kepada pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi ini berkaitan erat dengan pokok-pokok seperti evaluasi pekerjaan, kebijakan pengupahan, sistem pengupahan, dan lain sebagainya.
Integrasi
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat dan organisasi. Adanya tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti antara perorangan, masyarakat dan organisasi, menyebabkan perlukan mempertimbangkan perasaan, dan sikap personalia dalam menerapkan asas-asas dan kebijakan organisasi.
Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan ini terkait dengan bagaimana usaha untuk mengabadikan keadaan baik yang sudah tercipta. Memiliki angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja perlu di pelihara dengan baik.
Pemisahan (separation)
Pemisahan merupakan fungsi terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Hal ini berkaitan dengan memutuskan hubungan kerja dengan sumber daya manusia yang ada, dan mengembalikannya kepada masyarakat. Pemutusan hubungan kerja ini bisa terjadi karena pensiun, pemberhentian sementara, penempatan luar, meninggal dunia, dan pemecatan.
C. Analisis Pekerjaan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis dan pekerjaan. Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127)
Analisis pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo (1994), “Analisis pekerjaan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.
Menurut Dessler (2006) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan, (1) aktivitas pekerjaan, (2) perilaku manusia, (3) mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan, (4) standar prestasi, (5) konteks pekerjaan, dan (6) persyaratan manusia.
2. Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan. Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu, (1) memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat, (2) memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja, (3) menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan, (3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6) organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhanm dan (10) penataan kembali pekerjaan. Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
3. Metode Analisis Pekerjaan
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana metode yang digunakan dalam menganalisis pekerjaan? Menurut Sastrohadiwiryo (2002), metode yang biasa digunakan dalam analisis pekerjaan adalah metode kuesioner, metode wawancara, metode pencatatan rutin, dan metode observasi,
Metode kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data secara tertulis dibagikan kepada tenaga kerja operasional atau para kepala departemen, untuk mengisi keterangan dan fakta yang diharapkan. Pada umumnya kuesinoer memuat (1) pertanyaan mengenai pekerjaan yang dilakukan, (2) tanggung jawab yang diberikan, (3) kecakapan, keahlian, atau pelatihan yang diperlukan, (4) kondisi yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan (5) figur atau jenis yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Metode wawancara dilakukan denga tenaga kerja operasional atau dengan kepala departemen mereka, dan dapat juga dengan kedua-duanya. Di samping itu, para penyelia sering ditugaskan untuk memperoleh data analisis pekerjaan. Keuntungan dari metode ini adalah penyajian keterangan dan fakta dari pihak pertama. Namun metode ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.
Metode selanjutnya yang dapat digunakan dalam analisis data yaitu metode pencatatan rutin. Dalam metode ini, tenaga kerja diperintahkan mencatat hal yang dikerjakan tiap hari secara rutin, alokasi yang dibutuhkan, saat dimulai dan saat akhir tiap-tiap tugas itu dilakukan. Alokasi waktu yang lama, dan pengerjaan yang cermat dan rutin merupakan kelemahan dari metode ini.
Metode observasi pada umumnya dilakukan oleh job analyst yang sebelumnya memperoleh pelatihan dan upgrading secara khusus. Metode observasi biasanya tidak dilakukan bersamaan dengan metode wawancara job analyst mengadakan observasi terhadap masing-masing pekerjaan dan mengadakan wawancara dengan tenaga operasional serta kepala departemen mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulkan sebagai berikut.
Manajemen sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1) perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling). Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2) pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5) pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
Salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan. Dengan menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam pekerjaan itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh sumber daya manusia yang akan menduduki posisi itu.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi. Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam organisasi.
Daftar Pustaka
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Flippo, Edwin B. 1994. Manajemen Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wednesday, September 26, 2012
Tata Kerja,Prosedur Kerja dan Sistem Kerja
A. Pengertian
-Tata kerja : cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan,peralatan,fasilitas,tenaga kerja,waktu,ruang dan biaya yang tersedia.
-Prosedur kerja : rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas.
-Sistem kerja: suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kegiatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan.
B. Manfaat
1.sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan,sasaran,progran kerja,fungsi-fungsi dan kebijaksanaan ke dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan yang nyata.
2.dapat dialkukan standarisasi dan pengendalian kerja
3.bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun smeua ;pihak yang berkepentingan.
C. Asas-asas penyesuaian tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
1. dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis dituangakan dalam bentuk manual/pedoman kerja pelaksanaannya.
2. dikomunikasikan/diinformasikan secara sistematis kepada semua petugas/pihak yang bersangkutan.
3. selaras dengan kebijaksanaan pimpinan yang berlaku dan dengan kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi.
4. mendorong pelaksanaan kerja secara efesien.
5. secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan keadaan.
D. Pengaruh pokok di bidang Tata kerja, Prosedur kerja dan Sistem kerja dalam organisasi
1. setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi,integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi masing-masing maupun dengan instansi
2. setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksana tugas bawahannya.
3. setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat waktu.
4. skema pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan laporan guna pengambilan laporan.
5. dalam menyampaikan satu laporan, setiap satuan organisasi wajib memberikan tembusan kepada satuan organisasi lainnya yg secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
E. Prinsip-prinsip dan Teknik Penyesuaian
1. disusun dengan memperhatikan segi-segi tujuan,fasilitas,peralatan,material,biaya dan waktu yang tersedia.
2. mempersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok,organisasi,skema organisasi,klasifikasi jabatan dan analisis jabatan.
3. tentukan satu bidang tugas yang akan dibuat bagan prosedurnya
4. daftar secara rici tentang pekerjaan yang harus dialkukan brkut lamanya waktu diperlukan
5. adanya hubungan untuk menetapkan satu tujuan
6. perlunya pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tenaga kerja yang dibutuhkan
7. perli ditetapkan kecakapan dan keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan
8. disusun secara tepat sehingga memiliki stabilitas dan fleksibel
9. disesuaikan dengan perkembangan teknologi
10. gunakan simbol dan skema bagan prosedur yang tepat
11. gubakan buku pedoman yang baku.
-Tata kerja : cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan,peralatan,fasilitas,tenaga kerja,waktu,ruang dan biaya yang tersedia.
-Prosedur kerja : rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas.
-Sistem kerja: suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kegiatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan.
B. Manfaat
1.sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan,sasaran,progran kerja,fungsi-fungsi dan kebijaksanaan ke dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan yang nyata.
2.dapat dialkukan standarisasi dan pengendalian kerja
3.bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun smeua ;pihak yang berkepentingan.
C. Asas-asas penyesuaian tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
1. dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis dituangakan dalam bentuk manual/pedoman kerja pelaksanaannya.
2. dikomunikasikan/diinformasikan secara sistematis kepada semua petugas/pihak yang bersangkutan.
3. selaras dengan kebijaksanaan pimpinan yang berlaku dan dengan kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi.
4. mendorong pelaksanaan kerja secara efesien.
5. secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan keadaan.
D. Pengaruh pokok di bidang Tata kerja, Prosedur kerja dan Sistem kerja dalam organisasi
1. setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi,integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi masing-masing maupun dengan instansi
2. setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksana tugas bawahannya.
3. setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat waktu.
4. skema pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan laporan guna pengambilan laporan.
5. dalam menyampaikan satu laporan, setiap satuan organisasi wajib memberikan tembusan kepada satuan organisasi lainnya yg secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
E. Prinsip-prinsip dan Teknik Penyesuaian
1. disusun dengan memperhatikan segi-segi tujuan,fasilitas,peralatan,material,biaya dan waktu yang tersedia.
2. mempersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok,organisasi,skema organisasi,klasifikasi jabatan dan analisis jabatan.
3. tentukan satu bidang tugas yang akan dibuat bagan prosedurnya
4. daftar secara rici tentang pekerjaan yang harus dialkukan brkut lamanya waktu diperlukan
5. adanya hubungan untuk menetapkan satu tujuan
6. perlunya pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tenaga kerja yang dibutuhkan
7. perli ditetapkan kecakapan dan keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan
8. disusun secara tepat sehingga memiliki stabilitas dan fleksibel
9. disesuaikan dengan perkembangan teknologi
10. gunakan simbol dan skema bagan prosedur yang tepat
11. gubakan buku pedoman yang baku.
Monday, September 24, 2012
Perencanaan Kerja
perencanaan adalah proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
perencanaan ialah aktivitas-aktivitas pengumpulan data dan informasi beserta pemikiran untuk menentukkan hal yang akan dicapai.
unsur-unsur perencanaan :
1. pemikiran rasional dan operasional
2. fakta atau estimate (pemikiran yang mendekati)
3. (preparasi) sebagai persiapan
4. untuk keperluan tindakan selanjtnya
tujuan perencanaan:
1. memebrikan pengarahan baik untuk manajer ataupun non-manajerial
2. mengurangi ketidakpastian
3. meminimalisir pemborosan
4. menetapkan tujuan dan standar yg digunakan dlm fungsi selanjtnya
(stephen robbins and marry coolter)
Proses perencanaan :
1.menyusun rencana
-meninnjau keadaan
-memperkirakan keadaan waktu yang akan dilalui (forcasting)
-mengidentifikasi/mempelajari ciri-ciri kebijaksanaan atau usaha-usaha yg perlu dilakukan bagi rencana
-menyusun pengesahan rencana
2.menyusun program kerja
3.pelaksanaan kerja
4.pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
-mengusahakan agar pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
-untuk melihat adanya deviasi (penyimpangan) dalam pelaksanaan evaluasi terhadap proses perencanaan.
perencanaan ialah aktivitas-aktivitas pengumpulan data dan informasi beserta pemikiran untuk menentukkan hal yang akan dicapai.
unsur-unsur perencanaan :
1. pemikiran rasional dan operasional
2. fakta atau estimate (pemikiran yang mendekati)
3. (preparasi) sebagai persiapan
4. untuk keperluan tindakan selanjtnya
tujuan perencanaan:
1. memebrikan pengarahan baik untuk manajer ataupun non-manajerial
2. mengurangi ketidakpastian
3. meminimalisir pemborosan
4. menetapkan tujuan dan standar yg digunakan dlm fungsi selanjtnya
(stephen robbins and marry coolter)
Proses perencanaan :
1.menyusun rencana
-meninnjau keadaan
-memperkirakan keadaan waktu yang akan dilalui (forcasting)
-mengidentifikasi/mempelajari ciri-ciri kebijaksanaan atau usaha-usaha yg perlu dilakukan bagi rencana
-menyusun pengesahan rencana
2.menyusun program kerja
3.pelaksanaan kerja
4.pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
-mengusahakan agar pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
-untuk melihat adanya deviasi (penyimpangan) dalam pelaksanaan evaluasi terhadap proses perencanaan.
Friday, July 6, 2012
PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
A.
ORGANISASI BISNIS
Sistem
informasi manajemen dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi umum para
manajer perusahaan, sistem informasi eksekutif dirancang untuk digunakan oleh
manajer perusahaan pada tingkat strategis, dan lima sistem (sistem informasi
pemasaran, sistem informasi manufaktur, sistem informasi keuangan, sistem
informasi sumber daya manusia, sistem informasi sumber daya informasi)
menunjukan kebutuhan-kebutuhan informasi yang unik dari berbagai area bisnis.
Sistem
informasi dihubungkan pada organisasi fisik, yaitu suatu cara di mana sumber
daya fisik (manusia, material, mesin dan uang ) di tempatkan pada berbagai area
fisik perusahaan. Inovasi teknologi informasi memungkinkan beberapa aktivitas
perusahaan di lakukan tanpa kendala fisik. Struktur organisasi dinamakan
organisasi maya dan ini diawali dari otomatisasi kantor dan konsep kantor maya.
B.
OTOMATISASI KANTOR (OFFICE
AUTOMATION)
Otomatisasi
kantor meliputi semua sistem elektronik formal dan nonformal dengan terutama
yang berhubungan dengan mengomunikasikan informasi ke dan dari orang di dalam perusahaan.
Salah
satu kelebihan otomatisasi kantor adalah kemampuannya menyediakan media
komunikasi yang menghubungkan antara orang di dalam perusahaan dan luar
perusahaan. Metode ini menunjukan aplikasi berbasis komputer di hubungkan
dengan database yang berisi informasi
berasal dalam dan lingkungan perusahaan.
·
Kantor Maya
Konsep
kantor maya ini dimulai dari telecommuniting
(bekerja di rumah dan tetap berhubungan dengan kantor melalui alat komunikasi
elektronik) dan diperbaharui untuk mencapai standar fasilitas kantor yang di
namakan hoteling.
Kantor
maya mengatasi kendala fisik yang berhubungan dengan tempat kerja, dank arena
itu memiliki beberapa keunggulan, di antaranya :
Ø Pengurangan biaya
fasilitas. Perusahaan tidak harus memiliki
kapasitas kantor yang besar, karena sebagian besar pegawai bekerja di tempat
lain sehingga mengurangi biaya sewa dan perluasan kantor.
Ø Pengurangan biaya
peralatan.Perusahaan tidak perlu menyediakan
peralatan kantor bagi tiap pegawai.
Ø Pengurangan jadwal libur. Bila ada hambatan seperti bencana alam yang membuat pegawai tidak
mungkin pergi ke tempat kerja, kegiatan perusahaan dapat terhenti. Namun dengan
kantor maya, sebagian besar pekerjaan tetap di lanjutkan.
Ø Kontribusi sosial. Kantor maya mrmungkinkan perusahaan mempekerjakan pegawai yang
tadinya tidak memiliki peluang untuk bekerja. Dengan adanya kantor maya
perusahaan dapat menujukan tanggung jawab sosialnya.
Jika perusahaan berkomitmen pada strategi kantor maya,
maka perusahaan tersebut harus menyadari bahwa strategi kantor maya dapat
memiliki dampak-dampak negatif, seperti
:
Ø Moral Rendah. Sejumlah faktor dapat menimbulkan rendahnya moral pegawai. Salah
satunya adalah tidak adanya timbal balik positif yang biasa didapatkan dari
tatap muka dan interaksi antara teman dan atasan.
Ø Kekhawatiran terhadap
resiko keamanan. Keamanan data dan informasi
mungkin lebih sulit dikendalikan dalam lingkungan kantor maya.
·
Telecommuting
Istilah
telecommuting di gunakan karena
kelihatannya istilah ini lebih tepat di gunakan untuk menggambarkan bagaimana
pegawai dapat “pulang-pergi” (commute)
ke tempat kerja secara electronik.
Kelebihan telecommuting bagi pegawai antara lain
adalah :
Ø Fasilitas ini dapat memberikan fleksibilitas dalam mengatur jadwal
pekerjaan mereka, sehingga pekerjaan-pekerjaan pribadi dapat dilakukan juga.
Ø Kebebasan dalam mengatur jadwal
Ø Pemberian perhatian lebih besar pada kebutuhan komunikasi para
telecommuter dari perusahaan.
Walaupun memiliki sejumlah kelebihan,
tetapi telecommuting juga mempunyai
beberapa kelemahan-kelemahan, diantaranya :
Ø Telecommuting dapat membangun ‘rasa tidak memiliki’ terhadap perusahaan.
Ø Kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan atau turunnya karier.
Ø Pegawai dapat memiliki perasaan tidak di butuhkan
Ø Semakin meningkatnya tekanan dalam keluarga
Ø Telecommuting menyebabkan pembagian tanggung jawab rumah dan kantor menjadi bias.
Walaupun
telecommuting merangsang terbentuknya
kantor maya, tetapi tampaknya hanya memiliki peranan kecil saja.
·
Hoteling
Konsep hoteling adalah perusahaan menyediakan fasilitas sentral yang dapat
di pakai bersama-sama oleh pegawai karena kebutuhan akan ruang kantor dan
sarana penunjang kantor lainnya terus meningkat.
Supaya visi dapat tercapai, fasilitas
kantor pusat harus ditangani oleh staf yang sesuai dan mampu menyediakan
teknologi yang diperlukan. Petunjuk pokok untuk mencapai hoteling meliputi :
Ø Rancangan ruangan sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan fungsional
Ø Buat kantor dengan ukuran yang sesuai
Ø Sediakan ruang penyimpanan terpusat
Ø Kurangi jumlah ruangan kantor yang tertutup
Ø Hilangkan peruntukan khusus ruang kantor bagi pegawai.
Manfaat hoteling adalah meningkatkan
efektifitas penggunaan ruangan dan sumber daya serta meningkatkan fokus pada
apa saja yang di perlukan untuk mendukung aktivitas pegawai.
Resikonya termasuk
kehilangan bonus bagi pegawai yang jarang ke kantor, kehilangan perasaan kebersamaan,
dan berpotensi mempunyai dampak negatif terhadap budaya perusahaan.
C.
ORGANISASI MAYA (VIRTUAL
ORGANIZATION)
Keberhasilan
kantor maya telah melahirkan visi baru yang melihat kemungkinan konsep kantor
maya diterapkan di perusahaan secara menyeluruh, membentuk sesuatu yang di
sebut organisasi maya. Dalam organisasi maya, perusahaan dirancang sedemikian
rupa sehingga tidak terikat pada lokasi fisik.
·
Dampak sosial organisasi maya
Walaupun
kantor maya dan organisasi maya telah diidentifikasi sebagai strategi bisnis,
konsep ini mempunyai implikasi terhadap kehidupan sosial.
Industri
yang paling tertarik pada konsep kantor maya dan organisasi maya adalah
industri yang memberi menghasilkan produk-produk dalam bentuk informasi, ide,
dan kecerdasan. Hasil- hasil produk tersebut di sebut Three I Economy.
D.
ORGANISASI PELAYANAN INFORMASI
Penggunaan
istilah pelayanan informasi untuk menggambarkan unit perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab utama terhadap sumber daya informasi.
·
Sumber daya informasi
Sebagian
besar sumber daya berada di lokasi pelayanan informasidan menjadi tanggung
jawab chief information officer
(CIO). Sumber daya informasi yang berada di lokasi pengguna menjadi tanggung
jawab manajer di area pengguna yang bersangkutan.
·
Ahli informasi
Istilah
ahli informasi di gunakan untu menggambarkan pegawai yang bertanggung jawab
penuh dan berkontribusi dalam menyediakan sumber daya informasi yang di
perlukan perusahaan. Berikut ini adalah profesi-profesi yang mengawali ahli
informasi :
Ø Analisis Sistem, adalah ahli informasi yang bekerja bersama pengguna untuk membangun
sistem baru atau meningkatkan kemampuan sistem yang telah ada. Analisis sistem
memiliki keahlian dalam mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumen tertulis
untuk menerangkan bagaimana komputer akan membantu dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
Ø Adminisator Database,
adalah ahli informasi yang bertanggung jawab terhadap database. Tugas adminisator di bagi menjadi empat area utama yaitu
: perencanaan, implementasi, operasional, dan sekuriti.
Ø Webmaster, bertanggung jawab terhadap isi dan
tampilan dari situs web perusahaan. Webmaster
harus bekerja sama dengan ahli jaringan untuk memastikan bahwa jaingan
komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan dan rekan bisnis selalu terbuka.
Salah satu tugas penting dari Webmaster
adalah menelusuri orang yang berkunjung ke halaman web perusahaan. Statistik
ini dapat memberikan informasi yang penting tentang efektifitas situs web.
Ø Ahli jaringan, bekerja sama dengan analis sistem dan pengguna dalam membangun
jaringan komunikasi data yang menyatukan berbagai sumber daya informasi yang
tersebar luas. Ahli jaringan mengombinasikan keahlian dari bidang komputer dan
telekomunikasi. Pemeliharaan network
memerluan aplikasi berbasis web, memiliki tingkat kesulitan yang khusus, karena
sebagian besar komunikasi berlangsung di luar perusahaan.
Ø Progamer, menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sitem untuk
mengkode program – program komputer yang mengubah data menjadi informasi yang
diperlukan oleh pengguna. Beberapa perusahaan menggabungkan fungsi analis sitem
dan programer yang menghasilkan posisi analis programer.
Ø Operator, menjalankan peralatan omputre berukuran besar yang biasanya di
tempatkan ruangan khusus untuk fasilitas komputer skala besar dalam lingkungan
perusahaan. Operator mengawasi konsol, mengganti kertas printer, menangani
pengaturan kumpulan tape serta
penyimpanan disket dan melakukan pekerjaan sejenis lainnya.
Para ahli tersebut juga bertanggung jawab untuk
memelihara sistem setelah sistem tersebut diimplementasikan.
·
Struktur organisasi pelayanan
informasi
Ahli
informasi dalam pelayanan informasi dapat dikelompokkan dalam berbagai cara.
Pertama kali unit organisasi dipusatkan di perusahaan, dalam pelaksanaannya
semua sumber daya informasi berada dalam unit tekhnologi informasi. Struktur
organisasi bersifat operasional tersentralisasi. Strukur organisasi ini
digabungkan dalam siklus hidup sistem. Unit – unit operasional, database, administrasi, dan network memberikan kontribusi dalam
mengembangkan serta memelihara sistem.
·
Inovasi sturktur organisasi
Struktur
organisasi perusahaan ada dua, yaitu sentralisasi dan desentralisasi, yang
keduanya terbukti mempunyai kelebihan masing – masimg. Struktur desentralisasi
dapat dicapai dengan memberikan kewenangan terhadap unit sistem informasi
perusahaan untuk membuat keputusan yang bersangkutan dengan infrastruktur
tekhnologi informasi, dan memberikan kewenangan kepada area bisnis untuk
membuat keputusan mengenai strategi penggunaan tekhnologi informasi di areanya
masing – masing. Struktur ini dihadapkan pada beberapa kesulitan karena dua
alasan, yaitu pertama tekhnologi informasi saat ini memegang pernana lebih
penting dalam perusahaan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya; dan yang
kedua, cepatnya perubahan tekhnologi mengharuskan struktur organisasi
memberikan perhatian khusus untuk mengembangkan pengetahuan informasi dan
keterampilan dibidang informasi baik dari pihak pengguna maupun dari pihak pengembang
sistem.
Dalam
merespon kebutuhan ini teridentifikasi tiga struktur inovatif :
Ø Model Partner. Landasan untuk model partner adalah ide yang mengemukakan
bahwa tekhnologi informasi bekerja dengan area bisnis dalam pengguanaan
tekhnologi infirmasi untuk mencapai inovasi – inovasi bisnis. Struktur tersebut
menggambarkan unit tekhnologi informasi bertanggung jawab dalam inovasi nilai,
perencanaan strategis, pengelolaan infrasturktur, pengelolaan keuangan,
pengelolaan sumber daya manusia, dan ketersediaan pelayanan.
Ø Model Platform. Model ini mengasumsikan bahwa
tekhnologi informasi tidak akan berinisiatif secara aktif untuk memulai inovasi
bisnis, tetapi akan menyediakan jaringan sehingga inovasi dapat dilakuan oleh
area bisnis.
Ø Model Terskala. Beberapa perusahaan, khususnya beroperasi secara berulang – ulang,
perlu secara cepat menyesuaikan tingkat sumber daya informasi mereka untuk
merspon kondisi pasar. Sumber daya harus cepat didapatkan ketika mendapatkan
kesempatan merebut pasar dan harus cepat disimpan ketika kondisi pasar tidak
memungkinkan untuk mempertahankan biaya untuk tetap minimum.
Masing
– masing model inovatif bergabung dengan tiga jaringan komunikasi. Visioning network memungkinkan CIO
bekerja bersama manajemen puncak untuk membuat perencanaan strategi sumber daya
informasi. Jaringan inovasi digunakan oleh CIO untuk berhubungan dengan area –
area bisnis sehingga aplikasi inovatif dapat dikembangkan untuk area tersebut. Sourcing Network dimanfaatkan sebagai interface dengan vendor dengan tujuan untuk mendapatkan sumber daya informasi.
Ketiga
model tersebut menunjukkan bahwa fungsi tekhnologi informasi bukan merupakan
unit yang berdiri sendiri, yang mampu mengakomodasi semua sumber daya informasi
dan memberikan semua sistem informasi pada pengguna. Untuk memperolah fungsinya
tekhnologi informasi memerlukan :
1.
Interface tekhnologi informasi dengan
pengguna dan vendor
2.
Dan tanggung jawab untuk fungsi
– fungsi tertentu dilimpahkan.
E.
END-USER COMPUTING
End-user computing ( EUC )
adalah pengembangan seluruh atau sebagian sistem berbasis komputer oleh para
pengguna. End-user computing
berkembang karena adanya empat pengaruh utama, yaitu :
Ø Meningkatnya pengetahuan tentang komputer
Ø Masalah penumpukan dalam pelayanan informasi
Ø Penurunan harga perangkat keras
Ø Perangkat lunak prewritten
Para pengguna tidak perlu bertanggung jawab penuh dalam
pengembangan sistem, tetapi mereka harus turut berpartisipasi dalam
pemngembangan sistem. Dalam banyak kasus, pengguna akan bergabung dengan para
ahli informasi dan bekerja sama mengembangkan sistem. Karena itu, konsep end-user computing tidak berarti bahwa
para ahli informasi tidak dibutuhkan lagi. Sebaliknya, ini berarti bahwa para
ahli akan lebih banyak melasanakan peran konsultasi daripada sebelumnya.
Pengguna sistem informasi perusahaan merupaan sumber
daya informasi penting yang dapat memberikan kontribusi nyata untuk mencapai
tujuan strategis dan mencapai keuntungan kompetitif.
End-user computing memberikan manfaat bagi perusahaan dalam dua cara utama, yaitu :
Ø Menyeimbangkan kemampuan
dan tantangan, pemindahan beban kerja pengembangan
sistem ke area pengguna membuat para ahli dapat lebih berkonsentrasi pada
sistem organisasi yang lebih luas dan lebih kompleks, sehingga dapat bekerja
lebih baik pada area – area tesebut
Ø Mengurangi kesenjangan
komunikasi. Kesulitan komunikasi antara pemakai dan
para ahli informasi telah mengganggu pengembangan sistem sejak awal adanya
penggunaan komputer. Pada saat pengguna mampu mengembangkan aplikasi mereka
sendiri maka tidak ada lagi kesenjangan komunikasi.
Kedua manfaat ini menghasilkan pengembangan sistem yang
lebih baik daripada jika ahli informasi berusaha mengejakan sebagian besar
pekerjaan itu sendiri.
Disamping memberikan manfaat – manfaat, jika end-user computing mengembangkan sistem
mereka sendiri, perusahaan dihadapkan pada sejumlah resiko, yaitu :
Ø Lemahnya penerapan sistem.End-user mungkin menggunakan dan menerapkan aplikasi komputer dengan
beberapa cara yang berlainan, seperti cara manual.
Ø Lemahnya perancangan dan
dokumentasi sistem. Walaupun end-user mungkin mempunyai kemampuan tekhnis yang tinggi, biasanya
tidak mampu menyamai professionalisme dari ahli informasi ketika mereka
merancang sistem. End-user cenderung
mengabaikan pentingnya dokumentasi dalam perancangan sistem, padahal
dokumentasi ini diperlukan untuk memelihara sistem.
Ø Tidak efisien dalam penggunaan
simber daya informasi. Bila tidak ada pengendalian
terpusat terhadap perangkat keras dan perangkat lunak, perusahaan akan
mendapatkan perangkat keras dan perangkat lunak yang tidak sesuai dengan
kebutuhannya.
Ø Hilangnya integritas data. End-user mungkin kurang
berhati – hati sehingga salah dalam memasukkan data ke dalam database
perusahaan.
Ø Hilangya keamanan. Dengan cara yang serupa, end-user
mungkin tidak melindungi data dan perangkat lunaknya. Hal ini mengakibatkan
perilaku kriminal komputer dapat mengakses sistem dan membahayakan perusahaan
dalam berbagai cara.
Ø Hilangya pengendalian.End-user mengembangkan sistem untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa
menyesuaikan dengan rencana yang dibuat perusahaan untuk penggunaan komputer
yang mendukung operasional perusahaan.
Karena
potensi manfaatnya, perusahaan harus mengembangkan rencana strategis sumber
daya informasi yang memungkinkan end-user
computing untuk tumbuh dan berkembang. Untuk mengatasi resiko yang timbul,
harus diterapkan sistem pengendalian pelayanan informasi pada area pengguna
seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
F.PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN SISTEM
Pengembangan
sistem informasi memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus. Ahli informasi
menerapkan keterampilan dan pengetahuannya secara professional dengan jam kerja
penuh waktu. Pengguna menerapkan keterampilan dan pengetahuannya dalam
menangani sistem informasi hanya sampai tingkat tertentu.
·
Pengetahuan pengembangan sistem
Jenis
pengetahuan yang memungkinan seseorang berkontribusi dalam pengembangan sistem
termasuk diantaranya :
Ø Pemahaman Komputer, adalah kemampuan untuk menggunakan sumber daya komputer untuk
menyelesaikan proses pengolahan – pengolahan data yang dibutuhkan.
Ø Pemahaman Informasi, terdiri dari pemahaman bagaimana menggunakan informasi pada setiap
tahapan dalam proses penyelesaian masalah dimana informasi didapatkan dan
bagaimana informasi dipakai bersama – sama dengan yang lainnya.
Ø Dasar-dasar bisnis, adalah topik-topik yang biasanya di masukan dalam kurikulum utama
sarjana dan pasca sarjana program bisnis.
Ø Teori sistem, menggambarkan bagaimana fenomena sebagai stuktur sistem yang
normatif.
Ø Proses pengembangan
sistem, terdiri dari langkah-langkah yang harus
dilalui dalam membangun sistem informasi.
Ø Pemodelan sistem, terdiri dari berbagai cara untuk mendokumentasikan sistem.
·
Keterampilan pengembangan
sistem.
Keterampilan
pengembangan meliputi komunikasi, kemampuan analitik, kreativitas, dan
kepemimpinan.
Ø Keterampilan komunikasi, melibatkan kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada satu atau
beberapa orang dengan menggunakan ucapan, tulisan atau gambar grafik.
Ø Kemampuan analitik, adalah kemampuan memahami dan mempelajari situasi untuk menentukan
formula yang sesuai dalam merespons atau membuat solusi permasalahan.
Ø Kreativitas, merupakan pengembangan dari seluruh atau sebagian ide dan solusi
baru.
Ø Kepemimpinan, merupakan kemampuan mengarahkan orang lain untu melakukan tugas.
·
Manajemen pengetahuan
Pengembang dan pengguna sistem informasi yaitmerupakan
penyedia sumber daya informasi. Hal ini menjadikan pengetahuan mengenai orang –
orang yang terlibat dalam organisasi perusahaan merupakan sumber daya yang
berharga dan harus dikelola dengan baik. Pengetahuan ini berhubungan dengan
proses perusahaan, tekhnologi, manajemen, dan interaksi dengan elemen
lingkungannya. Perusahaan memulai proyek membangun sistem manajemen pengetahuan
untuk mencapai keuntungan kompetitif.
Sejak awal pengetahuan manajemen, perusahaan dihadapkan
kepada beberapa isu utama sehingga perusahaan berusaha membentuk strategi yang
ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut. Isu tersebut di kategorikan dalam
empat kelompok yaitu : manajemen strategis/esekutif,
biaya , manfaat serta resiko, manajemen operasional, dan standar.
Ada beberapa tantangan yang harus di hadapi oleh
perusahaan yang sedang menhembangkan sistem pengeyahuan manajemen, di antaranya
sebagai berikut :
Ø Manajemen
strategik/eksekutif, manajemen senior harus
mengikutsertakan pengetahuan manajemen dalam perencanaan strategik. Pengetahuan
manajemen merupakan sebuah usaha terus menerus dalam iklim organisasi yang
mendorong perlunya berbagai informasi. Pengetahuan manajemen harus manjadi
landasan untuk peningkatan kreativitas dan inovasi dalam perusahaan.
Ø Biaya keuntungan, resiko, biaya pengetahuan manajemen harus di evaluasi dari sisi tingkat
pengembalian yang dapat di ukur terhadap perusahaan agar dapat mempertahankan
kekayaan intelektual perusahaan. Manajemen harus mengidentifikasi tingkat
investasi yang tepa dalam pengetahuan manajemen.
Ø Manajemen operasional, arsitektur sistem pengetahuan manajemen harus sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
Ø Standar, standar tekhnis untuk data pengetahuan manajemen harus di tetapkan.
Nortel network melaksanakan proyek pengetahuan manajemennya dengan cara membuat
transmisi dari technology-focus company
pada seseorang/ konsumen/calon konsumen.Proyek meliputi pengembangan dari
sistem newdevelopment product (NDP)yang
memungkinkan Nortel untuk :
1.
Meningkatkan asset pengetahuan NDP.
2.
meningkatkan pengambilan
keputusan NDP.
3.
memfasilitasi pertukaran
pembelajaran dan pengetahuan.
G.
TANTANGAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GLOBAL
Perusahaan
multinasional adalah perusahaan yang beroperasi lintas produk, pasar, bangsa,
dan tersebar secara geografis dan masing-masing mungkin memiliki tujuan,
kebijakan, dan prosedur tersendiri.
Sistem
informasi global adalah istilah yang di kenal untuk menggambarkan sistem yang
digunakan oleh perusahaan multinasional. Berikut ini adalah beberapa kendala
yang akan di hadapi dan harus di tangani oleh pengembangan sistem informasi
global.
·
Kendala politis, karena infrastruktur
telekomunikasi, termasuk jaringan telepon, biasanya di miliki dan di operasikan
oleh pemerintah bukan oleh perusahaan swasta, hal ini merupakan kendala yang
efektif bagi operasional perusahaan-perusahaan asing.
·
Kendala budaya dan komunikasi,tingkat
interaksi tekhnologi dapat berbeda-beda dalam setiap budaya. Bila perusahaan
memutuskan untuk mendirikan sistem informasi global, maka harus di sertai
kesanggupan untuk mengadaptasikan sistem tersebut terhadap berbagai kebutuhan
masyarakat global yang berbeda-beda.
·
Pembatasan pembelian dan impor perangat keras. Kebijakan ini dapat mempengaruhi kemampuan interoperasional sistem
perangkat keras dan perangkat lunak karena di produksi secara tidak standar.
·
Pembatasan pengolahan data. Kebijakan
nasional suatu Negara mungkin mengharuskan data di proses di dalam negri dari
pada di kirimkan ke luar negri dan di proses di tempat lain.
·
Pembatasan komunikasi data. Pembatasan
komunikasi data yang paling umum adalah pembatasan terhadap arus data lintas –
batas, adalah perpindahan data yang dapat di baca mesin melintasi perbatasan
Negara.
·
Permasalahan tekhnologi. Dengan kualitas
transmisi yang buruk, sirkuit telekomunikasi hanya dapat mengirim data dengan
kecepatan rendah , perangkat lunak juga dapat menjadi masalah.
·
Kurangnya dukungan dari manajer anak perusahaan. Sebagian yakin bahwa para manajer dapat menjalankan anak perusahaan
tersebut tanpa bantuan, dan menganggap standar baru sebagai hal yang tidak
perlu.
H. PELETAKAN AHLI INFORMASI DAN PENGGUNA SISTEM DALAM PERSPEKTIF.
Elemen
manusia akan selalu menjadi komponen penting dalam pengembangan penggunaan
sistem informasi. Pengembangan sistem pada awalnya di lakukan semuanya oleh
ahli informasi, tetapi kemudian pengguna memainkan peranan yang semakin
meningkat. Dapat di katakana secara ekstrem pengguna dapat melakukan semua
pekerjaan pengembang sistem.
Bentuk
organisasi perusahaan juga tida selalu bersifat fisik yang mengharskan pekerja
serta pekerjaannya ada di satu lokasi fisik tertentu. Jaringan komunikasi
secara elektronik memungkinkan perusahaan membentuk organisasi maya, di mana
pekerjaan dapat di lakukan di mana saja secara maya.
Subscribe to:
Posts (Atom)