Sunday, November 1, 2015

Konsep Dasar Manajemen Pemasaran

1.1. DEFINISI PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

PERANAN PEMASARAN

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan.

1.2. ARTI FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.


Penjelasan fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan terpadu dan saling mendukung, antara lain :

a. Perencanaan pemasaran

Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran

meliputi : tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.

Tujuan :

- Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.

- Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.

- Reancana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.

Rencana pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.

Sebagai syarat minimal perencanaan harus berisi bagian-bagian sebagai berikut :

BAGIAN TUJUAN

1. Ringkasan bagi ekskutif : Menyajikan pandangan singkat atas

rencana yang diusulkan agar dapat ditinjau dengan cepat oleh manajemen.

2. Situasi pemasaran saat ini Menyajiakan data latar belakang yang
relevan mengenai pasar, produk, persaingan dan distribusi.

3. Analisis ancaman dan peluang Mengidentifikasi ancaman dan peluang utama yang mungkin mempengaruhi produk.

4. Sasaran dan isu Menentukan sasaran perusahaan untuk produk di bidang penjualan, pangsa pasar, laba serta isu yang akan mempengaruhi sasaran ini.

5. Strategi pemasaran Menyajikan pendekatan pemasaran yang luas, yang akan digunakan untuk mencap[ai sasaran dalam rencana.

6. Program tindakan Menspesifikasikan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukannya, kapan dan berapa biayanya.

7. Anggaran Laboran laba dan rugi yang diproyeksikan yang meramalkan hasil keuangan yang diharapkan dari rencana tadi.

8. Pengendalian Menunjukkan bagaimana kemajuan rencana akan dipantau.

b. Implementasi pemasaran

Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.

Implementasi yang sukses tergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu:

v Pengorganisasian kegiatan pemasaran, yaitu :

Ø Proses menciptakan hubungan antara fungís personalia dan factor fisik (sarana ), agar kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan bisa mancapai tujuan yang benar, meliputi : pembagian kerja, wewenang, tanggung jawab dan pelaporan kerja.

Tujuan : setiap orang di dalam organisasi bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran yang telah dibebankan

kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.

Bentuk umum dalam departemen pemasaran yang modern, antara lain :

- organisasi fungsional dimana berbagai aktivitas pemasaran yang berbeda dikepalai oleh spesialis fungsional : manajemen penjualan, periklanan, riset pemasaran, pelayanan terhadap pelanggan, manajemen produk baru.

- Organisasi geografik, dimana karyawan bagian penjualan dan pemasaran diberi tugas di negara, wilayah atau distrik tertentu.

- Organisasi manajemen produk, karyawan inin mengembangkan pemasaran dan strategi lengkap untuk produk atau merk tertentu, bila perusahaan ini mempunyai banyak produk atau merk yang amat berbeda.

- Bila firm yang menjual satu lini produk kepada banyak tipe pasar berbeda yang mempunyai organisasi manajemen pasar. Manajer ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan tahunan untuk keunggulan utama dari sistem ini adalah bahwa perusahaan diorganisasikan disekitar kebutuhan spesifik segmen pelanggan.

v Pengarahan kegiatan pemasarab, yaitu :

Ø Usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu kegiatan pemasaran agar semuanya itu dapat dilakukan dengan baik, meliputi :

- Pemberian perintah secara baik, harus ada follow up-nya, secara senderhana, perlu penjelasan sehingga ada pengertian dan sifatnya harus konsultatif.

- Motivasi

- Kepemimpinan

Dengan pengarahan segala kegiatan yang menyimpang akan terdeteksi dan pimpinan dapat memberikan motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan serta agar terjadi harmonisasi antar anggota organisasi / firm.

v Pengkoordinasian kegiatan pemasaran, yaitu :

Ø Usaha meng-sinkronkan dan menyatukan segala kegiatan pemasaran dalam organisasi agar tercapai tujuan yang efektif dan efesien.

Cara- cara menjalankan koordinasi yang efektif, dengan berbagai cara, yaitu :

1. Diadakan prosedur yang terang dan jelas dan ditentukan tanggal penyelesaian ( deadline )

2. Koordinasi dilakukan secara formal melalui pimpinan staff pembantu, penitia maupun pejabat penghubung tetap dilakukan kontak tidak formal.

c. Pengendalian / Evaluasi kegiatan pemasaran, yaitu :

Ø Usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :

- Penentuan Standard

- Supervisi kegiatan atau pemeriksaan

- Perbandingan hasil dengan Standard

- Kegiatan mengkoreksi Standard

Menetapkan Mengukur Mengevaluasi Mengambil

sasaran kinerja kinerja tindakan perbaikan
Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua macam :

1. Pengendalian operacional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu.

Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan, laba, dan sasaran lain yang ditetapkan dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk, wilayah, pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.

2. Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.

1.3.AUDIT PEMASARAN

Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.

Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.

AUDIT LINGKUNGAN PEMASARAN

Lingkungan Makro

1.Demografi, kecenderungan utama apa yang menimbulkan ancaman dan peluang untuk perusahaan ini?

2.Ekonomi, perkembangan apa dalam pendapatan, harga tabungan dan kredit akan berdampak pada perusahaan?

3.Alami, bagaimana perkiraan biaya dan ketersediaan sumberdaya alam dan energi? Apakah perusahaan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan?

4.Teknologi, perubahan teknologi apa yang sedang berlangsung? Bagaimana posisi perusahaan dalam teknologi?

5.Politik, undang-undang apa yang sudah berlaku dan sedang dibahas akan mempengaruhi strategi pemasaran?

6.Budaya, bagaimana sikap publik terhadap bisnis dari perusahaan? Perubahan apa dalam gaya hidup konsumen yang mungkin mempunyai dampak?

Lingkungan Mikro

1.Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?

2.Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?

3.Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan serta kelemahannya?

4.Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?

5.Pemasok. Kecenderungan apa yang mempengaruhi pemasok? Bagaimana perkiraan ketersediaan sumber daya kunci untuk produksi?

6.Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi publik ini?

AUDIT PEMASARAN

1.Misi bisnis. Apakah misi diuraikan dengan jelas dan berorientasi pada pasar?

2.Obyektif pemasaran. Apakah perusahaan sudah menerapkan obyektif yang jelas sebagai pedoman perencanaan pemasaran dan mengukur presentasi? Apakah obyektif ini cocok dengan peluang perusahaan dan sumber dayanya?

3.Strategi pemasaran. Apakah perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk mencapai obyektifnya?

4.Anggaran. Apakah perusahaan menganggarkan sumber daya yang cukup untuk segmen, produk, wilayah dan unsur-unsur eleven bauran pemasaran?

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

1.Struktur formal. Apakah kepala bagian pemasaran mempunyai wewenang yang memadai atas aktivitas yang mempengaruhi kepuasan pelanggan? Apakah kegiatan pemasaran secara optimal disusun sesuai dengan lini fungsi, produk, pasar dan teritori?

2.Efesiensi fungsi. Apakah pemasaran dan penjualan berkomunikasi secara efektif? Apakah staff pemasaran dilatih, disupervisi, dimotivasi dan dievaluasi dengan baik.

3.Efesiensi antar bagian. Apakah staff pemasaran bekerja sama dengan baik dengan bagian manufaktur, litbang, pembelian, sumber daya manusia dan bidang-bidang non pemasaran yang lain?

AUDIT SISTEM PEMASARAN

1.Sistem informasi pemasaran. Apakah sistem intelijen pemasaran menyediakan informasi akurat dan tepat waktu mengenai perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan menggunakan reset pemasaran dengan efektif?

2.Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan rencana tahunan, jangka panjang dan strategik? Apakah rencana tersebut digunakan?

3.Sistem pengendalian pemasaran. Apakah obyektif tahunan pemasaran tercapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori, dan saluran distribusi?

4.Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian yang memadai menyangkut produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian terhadap produk dan pasar? Apakah perusahaan berhasil dengan produk baru?

AUDIT PRODUKTIVITAS PEMASARAN

1.Analisis kemampuan menghasilkan laba. Seberapa besar laba yang mampu dihasilkan dari berbagai produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang berbeda?

2.Analisis efektivitas biaya. Apakah ada aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebihan? Bagaimana mengurangi biaya tadi?

AUDIT FUNGSI PEMASARAN

1.Produk. Apakah perusahaan mengembangkan obyektif lini produk yang mantap? Apakah beberapa produk sebaiknya ditarik? Apakah ada produk baru yang perlu ditambahkan? Apakah ada produk yang akan memperoleh manfaat dari perusahaan mutu, gaya atau sifat?

2.Harga. Apa yang menjadi obyektif, strategi, kebijakan dan prosedur penetapan harga yang dianut perusahaan? Apakah promosi harga dipergunakan dengan tepat?

3.Distribusikan. Apa yang menjadi obyektif dan strategi distribusi? Apakah liputan dan pelayanan pasar memadai? Apakah saluran distribusi yang sudah ada sekarang sebaiknya diubah atau ditambah yang baru?

4.Iklan, promosi, penjualan dan publicitas. Apa yang menjadi obyektif promosi perusahaan? Bagaimana anggaran ditetapkan? Apakah anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan dan diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dikembangkan dengan baik.

5.Tenaga penjualan. Apa yang menjadi obyektif armada tenaga penjualan perusahaan? Apakah jumlah tenaga penjualan cukup besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka dilatih, disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga penjualan ini kalau dibandingkan dengan armada milik pesaing?

(Disadur dari Kottler, 2000)

1.4. KONSEP INTI PEMASARAN

KEBUTUHAN

Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

KEINGINAN

Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.

PERMINTAAN

Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

PRODUK (Organisasi, jasa, ide)

Sejalan dengan munculnya kebutuhan, keinginan dan permintaan, perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya, mereka melakukan riset pemasaran, mengamati perilaku konsumen, menganalisis keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai atau bahkan produk apa yang tidak disukai, dan lain-lain. Dengan kegiatan diatas, akhirnya perusahaan dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatikan, untuk dimiliki atau dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu itu disebut produk. Produk tidak hanya mencakup obyek fisik, tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan. Contoh : perusahaan manufaktur menyediakan : barang (komputer, monitor, printer), jasa (pengiriman, pemasangan, pelatihan, perbaikan, dan pemeliharaan), ide / gagasan (kekuatan / keunggulan jenis komputer)

NILAI PELANGGAN

Karena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa yang superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam. Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nialai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.

KEPUASAN PELANGGAN

Kepuasan pelanggan tergangtung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relative terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapa, pembelinya merasa puas. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat merekaserahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan.



MUTU

Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada istilah Total Quality Management (TQM) yaitu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus menerus. TQM memiliki komitmen antara lain :

- focus terhadap pelanggan

- memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

- menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

- memiliki komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim, memperbaiki proses

- memperbaiki proses secara kesinambungan

- menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan



PERTUKARAN

Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.

Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:

a.terdapat sedikitnya dua pihak

b.masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lain

c. masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahan

d.Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran

e.Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat (negoisasi)



TRANSAKSI

Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.



HUBUNGAN

Proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain dengan kata lain hubungan adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang antara lain:

- saling mempercayai, saling menguntungkan

- menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga yang pantas antar pihak

- menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang berkepentingan

- menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan



JARINGAN

Jeringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung ; pelanggan, supliré, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.



PASAR

Pasar terdiri dari semua pelanggan potencial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.



PEMASAR DAN CALON PEMBELI

Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.

Jadi konsep inti pemasaran adalah :

- proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran

- penetapan harga, promosi

- penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.



1.5. FILOSOFI MANAJEMEN PEMASARAN

Ada falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha pemasaran ini untuk mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan seringkali saling bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran organisasi tersebut. Dalam Kottler (1997), landasan ini dikelompokkan dalam lima konsep alternative antara lain:

1.KONSEP PRODUKSI

Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua digunakan dalam penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada dua situasi, yaitu situasi pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari penawannya ; situasi kedua, terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk menurunkannya. Akan tetapi, perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi resiko tinggi dengan focus terlalu sempit pada operasinya sendiri. Bila perusahaan berusaha menurunkan harga, yang pasti dilupakan adalah kualitas, padahal yang di inginkan konsumen adalah harga rendah dengan barang yang menarik.





2. KONSEP PRODUK

Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus menerus melakukan perbaikan produk.

3. KONSEP PENJUALAN

Falsafah bahwa konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup kecuali organisasi mengadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak dicari, yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh konsumen, contoh : ensiklopedia, asuransi,dll. Industri ini harus mahir dalam melacak calon pelanggan dan menjual manfaat produk kepada konsumen. Tujuannya adalah menjual yang perusahaan buat, bukan produk apa yang dibutuhkan masyarakat konsumen.

4. KONSEP PEMASARAN

Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila dibandingkan dengan konsep penjualan. Perbandingan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran, antara lain :

Titik awal Fokus Cara Akhir



Gambar 4. Perbandingan konsep penjualan dan konsep pemasaran

Keterangan : pemasaran terpadu terdiri dari kegiatan pemasaran eksternal yaitu pemasaran yang ditujukan kepada orang-orang di luar perusahaan dan kegiatan internal merupakan kegiatn mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan memotivasi karyawan yang memiliki kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik.





Mengapa konsep pemasaran mulai diberlakukan?

a. Penjualan mulai turun

b. Pertumbuhan produk melambat

c. Pola pembelian yang berubah

d. Persaingan yang meningkat

e. Biaya penjualan meningkat. Perusahaan mandapati pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan terasa lepas kendali sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan audit pemasaran untuk menyempurnakan konsep mana yang akan dipakai.



5. KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL

Falsafah bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep ini mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran mereka. Hal ini agar dapat menyeimbangkan dan menyelaraskan 3 faktor yang penting, yaitu : laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen dan kepentingan publik.



1.6. Soal untuk didiskusikan :
Uraikan definisi dari pemasaran
Mengapa konsep pemasaran sekarang lebih popular dibanding konsep penjualan?
Berikan beberapa contoh perusahaan yang sudah mematuhi konsep pemasaran berwawasan sosial

Sunday, April 14, 2013

Konsep Dasar Manajemen Pemasaran



1.1. DEFINISI PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.



PERANAN PEMASARAN

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan.



1.2. ARTI FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.



Gambar 1. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000)



Penjelasan fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan terpadu dan saling mendukung, antara lain :

a. Perencanaan pemasaran

Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran

meliputi : tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.

Tujuan :

- Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.

- Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.

- Reancana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.

Rencana pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.


Sebagai syarat minimal perencanaan harus berisi bagian-bagian sebagai berikut :



BAGIAN TUJUAN

1. Ringkasan bagi ekskutif : Menyajikan pandangan singkat atas

rencana yang diusulkan agar dapat ditinjau dengan cepat oleh manajemen.

2. Situasi pemasaran saat ini Menyajiakan data latar belakang yang
relevan mengenai pasar, produk, persaingan dan distribusi.

3. Analisis ancaman dan peluang Mengidentifikasi ancaman dan peluang utama yang mungkin mempengaruhi produk.

4. Sasaran dan isu Menentukan sasaran perusahaan untuk produk di bidang penjualan, pangsa pasar, laba serta isu yang akan mempengaruhi sasaran ini.

5. Strategi pemasaran Menyajikan pendekatan pemasaran yang luas, yang akan digunakan untuk mencap[ai sasaran dalam rencana.

6. Program tindakan Menspesifikasikan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukannya, kapan dan berapa biayanya.

7. Anggaran Laboran laba dan rugi yang diproyeksikan yang meramalkan hasil keuangan yang diharapkan dari rencana tadi.

8. Pengendalian Menunjukkan bagaimana kemajuan rencana akan dipantau.



b. Implementasi pemasaran

Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.

Implementasi yang sukses tergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu:



v Pengorganisasian kegiatan pemasaran, yaitu :

Ø Proses menciptakan hubungan antara fungís personalia dan factor fisik (sarana ), agar kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan bisa mancapai tujuan yang benar, meliputi : pembagian kerja, wewenang, tanggung jawab dan pelaporan kerja.



Tujuan : setiap orang di dalam organisasi bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran yang telah dibebankan

kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.



Bentuk umum dalam departemen pemasaran yang modern, antara lain :

- organisasi fungsional dimana berbagai aktivitas pemasaran yang berbeda dikepalai oleh spesialis fungsional : manajemen penjualan, periklanan, riset pemasaran, pelayanan terhadap pelanggan, manajemen produk baru.

- Organisasi geografik, dimana karyawan bagian penjualan dan pemasaran diberi tugas di negara, wilayah atau distrik tertentu.

- Organisasi manajemen produk, karyawan inin mengembangkan pemasaran dan strategi lengkap untuk produk atau merk tertentu, bila perusahaan ini mempunyai banyak produk atau merk yang amat berbeda.

- Bila firm yang menjual satu lini produk kepada banyak tipe pasar berbeda yang mempunyai organisasi manajemen pasar. Manajer ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan tahunan untuk keunggulan utama dari sistem ini adalah bahwa perusahaan diorganisasikan disekitar kebutuhan spesifik segmen pelanggan.



v Pengarahan kegiatan pemasarab, yaitu :

Ø Usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu kegiatan pemasaran agar semuanya itu dapat dilakukan dengan baik, meliputi :

- Pemberian perintah secara baik, harus ada follow up-nya, secara senderhana, perlu penjelasan sehingga ada pengertian dan sifatnya harus konsultatif.

- Motivasi

- Kepemimpinan

Dengan pengarahan segala kegiatan yang menyimpang akan terdeteksi dan pimpinan dapat memberikan motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan serta agar terjadi harmonisasi antar anggota organisasi / firm.



v Pengkoordinasian kegiatan pemasaran, yaitu :

Ø Usaha meng-sinkronkan dan menyatukan segala kegiatan pemasaran dalam organisasi agar tercapai tujuan yang efektif dan efesien.

Cara- cara menjalankan koordinasi yang efektif, dengan berbagai cara, yaitu :

1. Diadakan prosedur yang terang dan jelas dan ditentukan tanggal penyelesaian ( deadline )

2. Koordinasi dilakukan secara formal melalui pimpinan staff pembantu, penitia maupun pejabat penghubung tetap dilakukan kontak tidak formal.



c. Pengendalian / Evaluasi kegiatan pemasaran, yaitu :

Ø Usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :

- Penentuan Standard

- Supervisi kegiatan atau pemeriksaan

- Perbandingan hasil dengan Standard

- Kegiatan mengkoreksi Standard



Menetapkan Mengukur Mengevaluasi Mengambil

sasaran kinerja kinerja tindakan perbaikan



Gambar 2. Proses pengevaluasian kegiatan pemasaran



Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua macam :

1. Pengendalian operacional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu.

Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan, laba, dan sasaran lain yang ditetapkan dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk, wilayah, pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.

2. Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.



1.3.AUDIT PEMASARAN

Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.

Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.





AUDIT LINGKUNGAN PEMASARAN

Lingkungan Makro

1.Demografi, kecenderungan utama apa yang menimbulkan ancaman dan peluang untuk perusahaan ini?

2.Ekonomi, perkembangan apa dalam pendapatan, harga tabungan dan kredit akan berdampak pada perusahaan?

3.Alami, bagaimana perkiraan biaya dan ketersediaan sumberdaya alam dan energi? Apakah perusahaan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan?

4.Teknologi, perubahan teknologi apa yang sedang berlangsung? Bagaimana posisi perusahaan dalam teknologi?

5.Politik, undang-undang apa yang sudah berlaku dan sedang dibahas akan mempengaruhi strategi pemasaran?

6.Budaya, bagaimana sikap publik terhadap bisnis dari perusahaan? Perubahan apa dalam gaya hidup konsumen yang mungkin mempunyai dampak?

Lingkungan Mikro

1.Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?

2.Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?

3.Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan serta kelemahannya?

4.Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?

5.Pemasok. Kecenderungan apa yang mempengaruhi pemasok? Bagaimana perkiraan ketersediaan sumber daya kunci untuk produksi?

6.Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi publik ini?



AUDIT PEMASARAN

1.Misi bisnis. Apakah misi diuraikan dengan jelas dan berorientasi pada pasar?

2.Obyektif pemasaran. Apakah perusahaan sudah menerapkan obyektif yang jelas sebagai pedoman perencanaan pemasaran dan mengukur presentasi? Apakah obyektif ini cocok dengan peluang perusahaan dan sumber dayanya?

3.Strategi pemasaran. Apakah perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk mencapai obyektifnya?

4.Anggaran. Apakah perusahaan menganggarkan sumber daya yang cukup untuk segmen, produk, wilayah dan unsur-unsur eleven bauran pemasaran?



AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

1.Struktur formal. Apakah kepala bagian pemasaran mempunyai wewenang yang memadai atas aktivitas yang mempengaruhi kepuasan pelanggan? Apakah kegiatan pemasaran secara optimal disusun sesuai dengan lini fungsi, produk, pasar dan teritori?

2.Efesiensi fungsi. Apakah pemasaran dan penjualan berkomunikasi secara efektif? Apakah staff pemasaran dilatih, disupervisi, dimotivasi dan dievaluasi dengan baik.

3.Efesiensi antar bagian. Apakah staff pemasaran bekerja sama dengan baik dengan bagian manufaktur, litbang, pembelian, sumber daya manusia dan bidang-bidang non pemasaran yang lain?



AUDIT SISTEM PEMASARAN

1.Sistem informasi pemasaran. Apakah sistem intelijen pemasaran menyediakan informasi akurat dan tepat waktu mengenai perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan menggunakan reset pemasaran dengan efektif?

2.Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan rencana tahunan, jangka panjang dan strategik? Apakah rencana tersebut digunakan?

3.Sistem pengendalian pemasaran. Apakah obyektif tahunan pemasaran tercapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori, dan saluran distribusi?

4.Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian yang memadai menyangkut produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian terhadap produk dan pasar? Apakah perusahaan berhasil dengan produk baru?


AUDIT PRODUKTIVITAS PEMASARAN

1.Analisis kemampuan menghasilkan laba. Seberapa besar laba yang mampu dihasilkan dari berbagai produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang berbeda?

2.Analisis efektivitas biaya. Apakah ada aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebihan? Bagaimana mengurangi biaya tadi?



AUDIT FUNGSI PEMASARAN

1.Produk. Apakah perusahaan mengembangkan obyektif lini produk yang mantap? Apakah beberapa produk sebaiknya ditarik? Apakah ada produk baru yang perlu ditambahkan? Apakah ada produk yang akan memperoleh manfaat dari perusahaan mutu, gaya atau sifat?

2.Harga. Apa yang menjadi obyektif, strategi, kebijakan dan prosedur penetapan harga yang dianut perusahaan? Apakah promosi harga dipergunakan dengan tepat?

3.Distribusikan. Apa yang menjadi obyektif dan strategi distribusi? Apakah liputan dan pelayanan pasar memadai? Apakah saluran distribusi yang sudah ada sekarang sebaiknya diubah atau ditambah yang baru?

4.Iklan, promosi, penjualan dan publicitas. Apa yang menjadi obyektif promosi perusahaan? Bagaimana anggaran ditetapkan? Apakah anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan dan diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dikembangkan dengan baik.

5.Tenaga penjualan. Apa yang menjadi obyektif armada tenaga penjualan perusahaan? Apakah jumlah tenaga penjualan cukup besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka dilatih, disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga penjualan ini kalau dibandingkan dengan armada milik pesaing?

(Disadur dari Kottler, 2000)



1.4. KONSEP INTI PEMASARAN



KEBUTUHAN

Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

KEINGINAN

Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.

PERMINTAAN

Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.



Gambar 3. Konsep inti pemasaran



PRODUK (Organisasi, jasa, ide)

Sejalan dengan munculnya kebutuhan, keinginan dan permintaan, perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya, mereka melakukan riset pemasaran, mengamati perilaku konsumen, menganalisis keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai atau bahkan produk apa yang tidak disukai, dan lain-lain. Dengan kegiatan diatas, akhirnya perusahaan dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatikan, untuk dimiliki atau dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu itu disebut produk. Produk tidak hanya mencakup obyek fisik, tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan. Contoh : perusahaan manufaktur menyediakan : barang (komputer, monitor, printer), jasa (pengiriman, pemasangan, pelatihan, perbaikan, dan pemeliharaan), ide / gagasan (kekuatan / keunggulan jenis komputer)

NILAI PELANGGAN

Karena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa yang superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam. Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nialai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.



KEPUASAN PELANGGAN

Kepuasan pelanggan tergangtung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relative terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapa, pembelinya merasa puas. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat merekaserahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan.



MUTU

Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada istilah Total Quality Management (TQM) yaitu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus menerus. TQM memiliki komitmen antara lain :

- focus terhadap pelanggan

- memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

- menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

- memiliki komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim, memperbaiki proses

- memperbaiki proses secara kesinambungan

- menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan



PERTUKARAN

Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.

Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:

a.terdapat sedikitnya dua pihak

b.masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lain

c. masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahan

d.Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran

e.Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat (negoisasi)



TRANSAKSI

Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.



HUBUNGAN

Proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain dengan kata lain hubungan adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang antara lain:

- saling mempercayai, saling menguntungkan

- menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga yang pantas antar pihak

- menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang berkepentingan

- menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan



JARINGAN

Jeringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung ; pelanggan, supliré, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.



PASAR

Pasar terdiri dari semua pelanggan potencial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.



PEMASAR DAN CALON PEMBELI

Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.

Jadi konsep inti pemasaran adalah :

- proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran

- penetapan harga, promosi

- penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.



1.5. FILOSOFI MANAJEMEN PEMASARAN

Ada falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha pemasaran ini untuk mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan seringkali saling bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran organisasi tersebut. Dalam Kottler (1997), landasan ini dikelompokkan dalam lima konsep alternative antara lain:

1.KONSEP PRODUKSI

Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua digunakan dalam penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada dua situasi, yaitu situasi pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari penawannya ; situasi kedua, terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk menurunkannya. Akan tetapi, perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi resiko tinggi dengan focus terlalu sempit pada operasinya sendiri. Bila perusahaan berusaha menurunkan harga, yang pasti dilupakan adalah kualitas, padahal yang di inginkan konsumen adalah harga rendah dengan barang yang menarik.





2. KONSEP PRODUK

Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus menerus melakukan perbaikan produk.

3. KONSEP PENJUALAN

Falsafah bahwa konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup kecuali organisasi mengadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak dicari, yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh konsumen, contoh : ensiklopedia, asuransi,dll. Industri ini harus mahir dalam melacak calon pelanggan dan menjual manfaat produk kepada konsumen. Tujuannya adalah menjual yang perusahaan buat, bukan produk apa yang dibutuhkan masyarakat konsumen.

4. KONSEP PEMASARAN

Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila dibandingkan dengan konsep penjualan. Perbandingan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran, antara lain :

Titik awal Fokus Cara Akhir



Gambar 4. Perbandingan konsep penjualan dan konsep pemasaran

Keterangan : pemasaran terpadu terdiri dari kegiatan pemasaran eksternal yaitu pemasaran yang ditujukan kepada orang-orang di luar perusahaan dan kegiatan internal merupakan kegiatn mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan memotivasi karyawan yang memiliki kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik.





Mengapa konsep pemasaran mulai diberlakukan?

a. Penjualan mulai turun

b. Pertumbuhan produk melambat

c. Pola pembelian yang berubah

d. Persaingan yang meningkat

e. Biaya penjualan meningkat. Perusahaan mandapati pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan terasa lepas kendali sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan audit pemasaran untuk menyempurnakan konsep mana yang akan dipakai.



5. KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL

Falsafah bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep ini mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran mereka. Hal ini agar dapat menyeimbangkan dan menyelaraskan 3 faktor yang penting, yaitu : laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen dan kepentingan publik.



1.6. Soal untuk didiskusikan :
Uraikan definisi dari pemasaran
Mengapa konsep pemasaran sekarang lebih popular dibanding konsep penjualan?
Berikan beberapa contoh perusahaan yang sudah mematuhi konsep pemasaran berwawasan sosial

surat niaga bagian II

SURAT NIAGA BAGIAN II

1. Definisi surat niaga :

Ñ Korespondensi atau surat-menyurat yang dilakukan dalam usaha dan tindakan yang ada sangkut pautnya dengan bidang perdagangan/niaga/bisnis (Thomas Wiyasa B., 1995: 95).

Ñ Surat sebagai produk komunikasi tulis yang mengiringi proses dan prosedur bisnis (Lammudin Finoza, 2004: 195)

Ñ Surat yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam bertransaksi (bisnis) yang meliputi surat kepada pelanggan (pembeli) dan surat kepada pemasok (penjual) (Ramelan, 2005: 151)

2. Macam – macam surat niaga II

a. Surat Keluhan / Pengaduan

Adalah surat yang dibuat oleh pembeli (konsumen) karena barang yang dikirim oleh penjual (produsen) tidak sesuai dengan apa yang dipesan atau ada kerusakan. Sekalipun dalam keadaan marah, surat keluhan/pengaduan disampaikan secara jelas,sopan,dan simpatik. Jika perlu sampaikan usulan jalan pemecahannya.

Contoh surat pengaduan kesalahan pengiriman




_______, ___ _______ 2010
Nomor : ………..
Perihal : ……….

Kepada,
Yth. _____________
PT ______________
Jln. ______________

Dengan hormat,

Bersama dengan ini, kami beritahukan bahwa pengiriman ….. pesanan kami telah tiba sesuai waktu dan dalam keadaan baik. Namun setelah kami periksa, terdapat kesalahan antara model …… yang kami pesan dengan …… yang Anda kirim.

Ketidaksesuaian itu sebagai berikut :
1. ……………………..
2. ……………………..

Kami persilakan Anda untuk mencocokkan pesanan kami dengan barang yang Anda kirim. Kami yakin bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kesalahan pengiriman ini. Namun demikian, kami sangat berharap Anda dapat segera menyelesaikan persoalan ini.

Atas segala perhatiannya, kami ucapkan teriama kasih.


Hormat kami,


………………………..
………………………..


CONTOH SURAT KELUHAN





Jl. Pondok Pati No. 23, Bugangan
Semarang, Kode Pos 92471



1 April 2012



Adin Syahputra Wijaya
Manager
PT Modem Kenceng

Jalan Jendral Sudirman No. 224
Bandung, Kode Pos 40214



Yang terhormat Bapak Adin Syahputra Wijaya



Surat ini adalah keluhan atas layanan yang akhir-akhir ini saya terima dari petugas layanan pelanggan PT Modem Kenceng bernama Rusyad Jayadi.



Saya menelepon PT Modem Kenceng pada tanggal 29 Maret untuk mencari tahu bagaimana mengatasi masalah Modem Kenceng tipe 21X4 yang baru saya beli. Setelah saya menunggu beberapa menit, Rusyad akhirnya mengangkat telepon. Saya harus menjelaskan permasalahan saya beberapa kali karena ia sepertinya tidak mendengarkan karena itu ia menanyakan hal yang sama pada saya berulang kali. Rusyad meminta saya menunggu beberapa menit dan setelah itu ia mengatakan tidak bisa membantu saya. Sia-sia sudah, saya merasa frustasi.



Saya mengharapkan tingkat layanan tinggi dari perusahaan anda, dan saya sangat kecewa. Karena saya tidak ingin menghabiskan banyak waktu tentang masalah ini, saya ingin mengembalikan Modem Kenceng Tipe 21X4 segera, dan saya berharap uang saya kembali. Saya akan memberitahu teman-teman dan keluarga saya tentang pengalaman ini.



Hormat saya,









Alissa Nailul Muna

















b. Surat Tuntutan dan Penyelesaiannya

Adalah surat tuntutan ganti kerugian dari pihak pembeli kepada pihak penjual. Ganti kerugian yang diajukan ini umpamanya karena barang yang dibeli hilang diperjalanan,rusak berat mutu tidak sesuai dengan pesanan,sehingga pembeli merasa dirugikan.


Contoh Surat Tuntutan/Klaim

_______, ___ _______ 2010

Nomor : ………..
Perihal : ………..

Kepada,
Yth. _____________
PT ______________
Jln. ______________


Dengan hormat,

Kami telah menerima produk pesanan kami pada tanggal ... dengan nomor pesanan …., sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Namun begitu, kami mendapati sejumlah … berisikan ………… lusin ……….. yang rusak.

Kami berpendapat bahwa kerusakan tersebut karena ..............…………… …………………………………………………………………………………………Kami juga menganggap hal ini adalah kelalaian dari pihak Anda sebagai pengirim barang pesanan tersebut.

Untuk itu, kami mohon Anda atau wakil segera datang ke perusahaan kami untuk melakukan pemeriksaan dan menyelesaikan masalah tersebut.

Sambil menunggu kehadiran Anda atau wakil Anda, kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.



Dengan hormat,


…………………………
………………………...



c. Surat Gugat

Surat gugat lazimnya digunakan dalam upaya hukum, yaitu untuk memajukan suatu perkara ke pengadilan negeri guna diproses dan diselesainkan dengan adil secara hukum. Dalam surat gugat harus memuat :

· Nama, tempat tinggal,dan keterangan dari penggugat dan tergugat

· Dasar gugatan,yang terdiri atas keadaan dan ikatan hukum yang mendasari pengajuan surat gugatan.

· Tuntutan penggugat supaya diputuskan dengan vonis oleh hakim, sehingga mengikat pihak yang terkena putusan.

CONTOH SURAT GUGATAN PERCERAIAN

Bersamaini, saya Krisdayantih agama Islam, umur 51 tahun, pekerjaan wiraswasta, beralamat di Jl. Brigadir Birawa Satu RT 09 RW 03 No. 10, Surabaya Barat, selanjutnya akan disebut sebagai Penggugat

Dengan ini Penggugat hendak mengajukan gugatan perceraian terhadap:

Nama :
Agama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :

yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai Tergugat.

Adapun yang menjadi dasar-dasar dan alasan diajukannya gugatan perceraian adalah sebagai berikut:

1. Pada tanggal delapan, bulan dua belas, tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh, Penggugat danTergugat telah melangsungkan perkawinan dan tercatat di Kantor Urusan Agama Surabaya Pusat, denganAktaPerkawinan dengan nomor xxx tertanggal xxxx.

2. Selama melangsungkan perkawinan Penggugat danTergugat telah dikaruniai 2 orang anak yaitu: Aurelia jane, jenis kelamin perempuan, lahir di Surabaya, tanggal 22 November 2002, dengan Akta Kelahiran No. xx, tertanggal 24 November 2009, dan Inno Dey, jenis kelamin laki-laki, lahir di Surabaya, tanggal 20 Januari 2004, dengan Akta Kelahiran No. xx tertanggal 22 Januari 2004.

3. Sejak awal perkawinan berlangsung, Tergugat telah memiliki kebiasaan dan sifat yang baru diketahui oleh Penggugat saat perkawinan berlangsung yaitu mabuk, kasar, sering memukul serta pulang larut tanpa alasan yang jelas.

4. Meski Tergugat bekerja, namun sebagian besar penghasilannya dipergunakan tidak untuk kepentingan dan nafkah anak dan istrinya.

5. Apabila Penggugat memberikan nasehat, Tergugat bukannya tersadar serta mengubah kebiasaan buruknya namun melakukan pemukulan terhadap Penggugat di depan anak- anak Penggugat/Tergugat yang masih kecil-kecil.

6.Kebiasaan kasar Tergugat makin menjadi setelah kelahiran anak kedua dari Penggugat/Tergugat.

7. Sikap Tergugat tersebut yang menjadikan Penggugat tidak inginl agi untuk melanjutkan perkawinan dengan Tergugat


Berdasarkan uraian diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memutuskan
1. Menerima gugatan Penggugat
2.Mengabulkan gugatan Penggugat untuk keseluruhan
3.Menyatakan putusnya ikatan perkawinan antara Penggugat danTergugat sebagaimana dalam Akta Perkawinan
No. xx yang tercatat di Kantor Urusan Agama Surabaya Pusat.
4. Menyatakan hak asuh dan pemeliharaan anak berada dalam kekuasaan Penggugat Menghukum Tergugat untuk memberikan uang iddah, nafkah anak sebesar Rp 5.000.000,00 / bulan
6. Membebankan seluruh biaya perkara kepada Tergugat.


Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih



Pihak I pihak II





























d. Surat Permohonan Pembelian secara Kredit

Adalah surat pemesanan barang dari pembeli kepada penjual yang menghendaki cara pembayaran barang yang dipesannya secara diangsur/kredit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh penjual yiatuu :

· Menyelidiki terlebih dahulu/mencari informasi calon pembeli (debitur) tentang tingkah laku dan tanggung jawabnya. Misalnya dengan meminta surat referensi.

· Meminta surat rekomendasi bank atau mitra dagang tentang kebonafiditasan calon pembeli.

· Memperhitungkan keuntungan dan kerugian dengan dasar pertimbangan keadaan perekonomian saat itu.

CONTOH PERJANJIAN KREDIT

SEHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN LETTER OF CREDIT (L/C)

Perjanjian ini dibuat pada tanggal _____ oleh dan antara:

1. Nama :

Pekerjaan :

Alamat :

Dalam hal ini bertindak sebagai kuasa dari dan sebagai demikian untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT _____ yang beralamat di Jalan _____ , berkedudukan di _____ , selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama :

Pekerjaan :

Alamat :

Dalam hal ini bertindak sebagai kuasa dari dan sebagai demikian untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT _____ yang beralamat di Jalan _____ , berkedudukan di _____ , selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Para Pihak yang bertindak sebagaimana tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan:

Bahwa Para Pihak telah setuju dan mufakat untuk mengadakan Perjanjian dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1

JUMLAH PINJAMAN/Utang DAN FASILITAS PINJAMAN

Atas permintaan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA bersedia memberikan pinjaman sampai jumlah setinggi-tingginya Rp _____ (_____ Rupiah).

Pasal 2

TUJUAN PENGGUNAAN LETTER OF CREDIT (L/C)

PIHAK KEDUA mempergunakan Letter of Credit (L/C) tersebut dalam bentuk: Sight/Usance.

Untuk _____ .

Pasal 3

PEMBUKUAN

Setiap penerbitan Letter Of Credit (L/C) dibukukan dalam suatu pembukuan khusus atas nama PIHAK KEDUA yang diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4

JANGKA WAKTU

PIHAK PERTAMA memberikan pinjaman tersebut di atas kepada PIHAK KEDUA untuk jangka waktu _____ bulan terhitung mulai _____ tanggal dan berakhir selambat-lambatnya pada tanggal _____ . Tetapi, dengan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang lagi dengan suatu jangka waktu yang akan ditetapkan pada waktunya.

Pasal 5

PROVISI DAN KOMISI

Atas fasilitas tersebut PIHAK KEDUA wajib membayar:

a. Provisi sebesar Rp _____ (_____ Rupiah) yang dihitung dari jumlah pinjaman tersebut di atas, dan dibayar setelah penandatanganan Perjanjian ini.

b. Komisi sebesar Rp _____ (_____ Rupiah) dari jumlah uang tercantum pada setiap Letter of Credit (L/C) tersebut di atas.

Pasal 6

SYARAT-SYARAT PENERBITAN LETTER OF CREDIT (L/C)

Permintaan Penerbitan Letter of Credit (L/C) dalam bentuk tersebut di atas oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dapat dilaksanakan bilamana PIHAK KEDUA telah memenuhi syarat-syarat berikut di bawah ini.

a. PIHAK KEDUA telah memenuhi semua ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh yang berwajib dan sesuai dengan anggaran dasar perseroan PIHAK KEDUA.

b. PIHAK PERTAMA telah menerima sebelum atau pada tanggal Perjanjian ini dari PIHAK KEDUA Surat-surat yang isi dan bentuknya disetujui oleh PIHAK PERTAMA:

Perjanjian-perjanjian jaminan yang disyaratkan dalam Pasal 13 di bawah ini.

c. Pada waktu ini tidak terjadi atau berlangsung suatu peristiwa kelalaian (event of devault) sebagaimana diuraikan dalam Pasal 14 di bawah ini, sehubungan dengan Perjanjian ini atau perjanjian lainnya yang dibuat.

d. PIHAK KEDUA telah menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA perjanjian-perjanjian jaminan secara memuaskan bagi PIHAK PERTAMA bukti-bukti berkenaan dengan barang-barang yang diserahkan sebagai jaminan kepada PIHAK PERTAMA.

e. PIHAK KEDUA harus mengajukan permohonan untuk penerbitan Letter of Credit (L/C) dalam bentuk tersebut di atas.

f. PIHAK KEDUA harus menyetor uang sebesar Rp _____ (_____ Rupiah) dari jumlah uang setiap Letter Of Credit (L/C) yang dibuka.

Pasal 7

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

Atas permintaan dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib untuk menandatangani dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA suatu surat promes atau lebih untuk utangnya PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian ini (selanjutnya disebut juga Surat Promes) dalam bentuk dan dengan tanggal pembayaran yang disetujui PIHAK PERTAMA. Surat (surat) Promes mana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 8

SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN TERHADAP LETTER OF CREDIT (L/C)

Pembayaran terhadap Letter of Credit (L/C) tersebut, baru akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, apabila PIHAK PERTAMA telah menerima semua dokumen yang diperlukan menurut ketentuan yang berlaku (Uniform Customs for Documentary Credit), dan diklaim oleh pihak yang bersangkutan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan Letter of Credit (L/C) yang berkenaan.

Pasal 9

PEMBAYARAN KEMBALI UTANG

Setiap pembayaran kembali oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tersebut di atas, oleh PIHAK PERTAMA dimasukkan ke dalam suatu pembukuan atas nama PIHAK KEDUA, dan sekarang untuk nanti pada waktunya, PIHAK KEDUA dengan ini menyatakari menyetujui dan mengakuinya.

Pasal 10

KELALAIAN DAN DENDA TAMBAHAN

Bilamana PIHAK KEDUA lalai untuk membayar suatu jumlah uang yang wajib dibayarnya kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini, baik jumlah pokok maupun bunga pada tanggal pembayarannya (baik pada tanggal pembayaran yang sudah ditetapkan maupun pada kejadian di mana tanggal/saat menjadi lebih awal), maka PIHAK KEDUA wajib membayar kepada PIHAK PERTAMA bunga tambahan (bilamana jumlah uang yang wajib dibayar adalah bunga) atau bunga denda (bilamana jumlah uang yang wajib dibayar adalah utang pokok) atas jumlah yang harus dibayarnya itu sejak (dan termasuk) tanggal sudah harus dibayar lunas sampai dengan jumlah tersebut lunas sampai dibayar seluruhnya, dengan suku bunga per tahun (yang dihitung atas dasar bahwa satu tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) hari dan untuk hari-hari yang benar-benar berlalu) yang akan waktu ke waktu oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 11

JAMINAN

1. Untuk menjamin lebih jauh pembayaran kembali KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, baik Utang bunga denda, komisi, dan biaya-biaya lain apa pun juga yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA secara tertib dan sebagaimana mestinya, berdasarkan Perjanjian ini dan perjanjian lainnya, perpanjangan yang telah maupun yang akan dibuat PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau perubahan yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA akan membuat atau menyuruh untuk dibuat perjanjian-perjanjian jaminan untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, yaitu:

A. Setoran uang tunai sebesar _____ % (_____ Persen) dari nilai Letter of Credit.

B. Kuasa untuk memberikan hak Tanggungan bangunan sebagaimana diperinci dalam Sertifikat Hak _____ Nomor _____ terdaftar atas nama _____ Nasabah _____ .

C. Kuasa untuk menjual tanah dan bangunan tersebut di atas.

D. Jaminan pribadi (borgtocht) dari _____ (selanjutnya disebut “Penjamin”)

E. Pengalihan hak milik secara fiducia atas barang-barang bergerak.

F. Pengalihan (cessie) piutang secara cessie.

G. Gadai atas barang-barang bergerak maupun piutang atas unjuk milik Nasabah dan/atau Penjamin.

Yang diikat dengan perjanjian jaminan tersendiri atau jaminan-jaminan yang akan diberikan di kemudian hari.

2. Jaminan-jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA tersebut di atas, akan di-kembalikan oleh PIHAK PERTAMA, bilamana semua kewajiban yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA, baik berupa Utang Pokok, bunga, bunga denda, maupun biaya-biaya lainnya telah dilunasi sebagaimana mestinya oleh PIHAK KEDUA.





Pasal 12

BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini akan berakhir sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam Pasal 5 tersebut di atas.

Menyimpang dari pasal 5 di atas:

- PIHAK KEDUA menyetujui bahwa PIHAK PERTAMA setiap waktu berhak meng-akhiri Perjanjian ini apabila:

a. Bilamana antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak tercapai persetujuan tentang besarnya bunga yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA atas jumlah-jumlah yang terutang oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini.

b. Bilamana menurut PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA memenuhi atau tidak memenuhi syarat-syarat Perjanjian ini (dan/atau sesuatu penambah pembar-uan atau penggantiannya) dan/atau terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang perjanjian-perjanjian jaminan yang dibuat Perjanjian ini:

c. Apabila semata-mata menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA keadaan ke-uangan PIHAK KEDUA, bonafiditasnya mundur sedemikian rupa, sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat membayar utangnya lagi.

d. Jika kekayaan PIHAK KEDUA seluruhnya atau sebagian disita oleh instansi yang berwajib.

e. Bilamana sesuatu barang yang menjadi jaminan untuk pembayaran dan pembayaran kembali utang-utang PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini (termasuk perubahan, penggantian, atau pem-baruannya) disita oleh instansi yang berwenang, baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya.

f. Apabila terjadi kerusakan atau kehancuran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya pada setiap barang dan/atau gedung yang diberikan sebagai jaminan untuk pinjaman berdasarkan Perjanjian ini.

g. Apabila PIHAK PERTAMA menilai bahwa PIHAK PERTAMA sendiri karena satu dan lain hal berada dalam keadaan yang tidak tepat atau kurang layak untuk meneruskan pemberian pinjaman tersebut, keadaan mana tidak perlu dibuktikan KEDUA atau pihak lain.

- Penarikan sebagian/seluruh fasilitas tersebut dituangkan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA dan KEDUA.

- Dalam terjadinya salah satu hal atau peristiwa tersebut di atas, PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban lagi untuk memberikan pinjaman/utang untuk selanjutnya untuk jumlah yang belum ditarik/dipinjam oleh PIHAK KEDUA, dan PIHAK PERTAMA berhak untuk:

a. Menuntut/menagih pembayaran semua utang PIHAK KEDUA berdasarkan (dan/atau penambahan, perubahan dan kemudian), termasuk, tetapi tidak terbatas pada provisi/komisi, ongkos, dan biaya-biaya; dan/atau

b. Melaksanakan dan mengambil setiap tindakan terhadap jaminan-jaminan yang telah diberikan PIHAK PERTAMA; dan/atau

c. Mengambil setiap tindakan hukum lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentu-an hukum yang berlaku.

Pasal 13

MENDEBET REKENING PEMINJAM

Tanpa mengurangi hak dari PIHAK PERTAMA untuk menuntut/menagih pembayaran utang kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA dengan ini memberi kuasa ke-pada PIHAK PERTAMA untuk mendebet/memotong Rekening PIHAK KEDUA pada setiap cabang dari PIHAK PERTAMA untuk:

a. Ongkos-ongkos Perjanjian ini dan perjanjian-perjanjian jaminan yang bertalian dengannya, serta ongkos-ongkos lain yang langsung atau tidak langsung timbul dari Perjanjian ini dan pelaksanaannya, termasuk ongkos-ongkos untuk advis dan bantuan penasehat hukum PIHAK PERTAMA, ongkos Notaris/Pejabat Pem-buat Akta Tanah, ongkos-ongkos balik nama (bila ada) serta segala ongkos yang timbul untuk menagih utang ini dan pelaksanaan perjanjian-perjanjian jaminan.

b. Bunga, provisi/komisi, dan ongkos-ongkos lain.

Pasal 14

TANPA KOMPENSASI

1. Kewajiban PIHAK KEDUA untuk membayar kembali utangnya kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini atau berdasarkan Surat Promes atau setiap perjanjian lain yang berhubungan, wajib dipenuhi oleh PIHAK KEDUA, tanpa PIHAK KEDUA berhak untuk memperhitungkannya (kompensasi) dengan tagihan PIHAK KEDUA tcrhadap PIHAK PERTAMA (bila ada) dan tanpa hak untuk menuntut suatu pembayaran lain (counterclaim), dan PIHAK KEDUA dengan ini melepaskan semua haknya seperti disebut dalam Pasal 1425 sampai dengan 1429 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. PIHAK KEDUA menyetujui untuk melaksanakan setiap tagihan yang dimilikinya terhadap PIHAK PERTAMA atau badan lainnya secara terpisah atau tersendiri, terlepas apakah tagihan tersebut berhubungan atau tidak dengan Perjanjian ini, Surat Promes atau perjanjian-perjanjian lain yang disebut dalam Perjanjian ini atau yang timbul oleh transaksi ini, atau oleh sebab apa pun juga.

3. PIHAK KEDUA menyetujui bahwa tagihan tersebut (bila ada) kembali atau melakukan pengurangan pembayar diperhitungkan atau dikompensasikan dengan pemenuhan kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini atau berdasarkan perjanjian-perjanjian lain yang disebut dalam Perjanjian ini.

Pasal 15

LAPORAN BERKALA

PIHAK KEDUA berjanji dan mengikat diri kepada PIHAK PERTAMA, selama PIHAK KEDUA masih mempunyai utang kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini, menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA:

a. Dalam waktu _____ (_____) hari sejak ditutupnya tahun buku PIHAK KEDUA, Neraca dan perhitungan dari PIHAK KEDUA yang tidak diaudit.

b. Dalam _____ (_____) hari sejak ditutup tahun buku dari PIHAK KEDUA, Neraca, dan perhitungan laba-rugi dari PIHAK KEDUA yang diaudit oleh Akuntan Publik yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA tersebut.

c. Tiap-tiap _____ bulan, yakni selambat-lambatnya dalam _____ (_____) hari sejak akhir tersebut, daftar mengenai barang-barang persediaan/barang-barang dagangan serta daftar mengenai tagihan-tagihan dimiliki oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 16

HASIL PENJUALAN JAMINAN

1. Bilamana PIHAK PERTAMA menjalankan hak-hak dan hak istimewanya yang timbul dari Pengakuan Utang ini (berikut penambahan, perubahan, pembaruan, atau penggantiannya) dan/atau dari salah satu perjanjian pemberian jaminan atau perjanjian-perjanjian lain yang dibuat berkenaan dengan perjanjian-perjanjian itu, maka semua hasil penjualan yang diterima oleh PIHAK PERTAMA dari pelaksanaan jaminan-jaminan yang diberikan, termasuk hasil dari pembayaran dan/atau tagihan-tagihan dari pihak lain, termasuk pembayaran-pembayaran di bawah/berdasarkan polis-polis asuransi, akan diperhitungkan dengan semua utang PIHAK KEDUA kepada PIHAK PFRTAMA.

2. Apabila hasil penjualan jaminan tersebut melebihi jumlah utang PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA wajib membayar kelebihan tersebut kepada PIHAK KEDUA, akan tetapi tanpa PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk membayar komisi atau ganti kerugian, berupa apa pun atas uang kelebihan tersebut.

3. Bilamana hasil penjualan tersebut ternyata belum cukup untuk melunaskan utang-utang PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka kekurangan itu akan tetap menjadi tanggung jawab dan kewajiban PIHAK KEDUA untuk melunasinya.

Pasal 17

URUTAN PEMBAYARAN

Setiap jumlah uang yang diterima oleh PIHAK PERTAMA sebagai pembayaran dari jumlah yang terutang oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian ini atau berdasarkan setiap perpanjangan lain yang disebut atau berhubungan dengan Perjanjian ini akan dipergunakan:

PERTAMA : Untuk membayar semua ongkos pengacara dan ongkos pengadilan yang telah dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA untuk pembuatan dan pelaksa-naan (termasuk secara paksa) setiap perjanjian yang berkenaan.

KEDUA : Untuk pembayaran bunga yang terutang.

KETIGA : Untuk pembayaran jumlah utang pokok.

KEEMPAT : Untuk pembayaran setiap jumlah lain; kepada PIHAK PERTAMA ber-dasarkan Perjanjian ini dan/atau setiap perjanjian yang berkenaan.

Pasal 18

KUASA TIDAK DAPAT DICABUT KEMBALI

1. Semua dan setiap kuasa yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA dalam dan/atau berdasarkan Perjanjian ini merupakan bagian-bagian yang terpenting dan tidak terpisah dari Perjanjian ini, yang tanpa adanya kuasa-kuasa itu Perjanjian ini tidak akan dibuat oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Dan sebagai demikian, maka kuasa-kuasa tersebut tidak dapat ditarik/dicabut kem-bali oleh pihak yang memberikan kuasa-kuasa tersebut, dan juga kuasa-kuasa tersebut tidak akan menjadi berakhir/hapus karena pihak yang memberikan kuasa-kuasa tersebut meninggal dunia, atau karena terjadinya/timbulnya peristiwa atau sebab apa pun juga.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini melepaskan sebab-sebab yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. Mengenai Perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA masing-masing dengan ini melepaskan haknya berdasarkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sepanjang yang mengatur tentang tata-cara menghenti-kan/mengakhiri sesuatu perjanjian.

Pasal 19

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Terhadap Perjanjian ini akan berlaku Hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

2. Untuk Perjanjian ini dan segala akibatnya yang timbul serta pelaksanaannya, Para Pihak memilih tempat kediaman hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri _____ .

Demikianlah agar secara hukum mengikat Para Pihak, ditandatangani oleh Para Pihak, pada tanggal tersebut di atas.





PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA







e. Surat Tagihan

Adalah surat peringatan yang dikirim oleh pihak penjual kepada pihak pembeli agar ia melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian jual beli yang telah dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan :

· Menggunakan bahasa yang sopan dan hormat

· Menyebutkan nomor dan tanggal faktur dan jumlah uang yang harus dilunasi

· Waktu dan tanggal jatuh tempo berdasarkan perjanjian jual beli yang sudah disepakati

· Surat tagihan pertama disampaikan satu minggu sebelum jatuh tempo berfungsi untuk mengingatkan pembeli (debitur)

· Apabila surat tagihan pertama tidak mendapat tanggapan, dikeluarkan surat tagihan kedua dengan melampirkan surat tagihan pertamaa, barangkali surat tagihan pertama tidak sampai atau sengaja tidak ditanggapinya.

· Apabila surat tagihan kedua pun tidak mendapat tanggapan, dikeluarkan surat tagihan ketiga dengan melampirkan surat tagihan pertama dan kedua yang isinya penegasan kapan kesanggupan pembeli akan melunasi pembayaran tersebut.

· Apabila surat tagihan ketiga [un tidak mendapat tanggapan, dikeluarkan surat tagihan keempat dengan menegaskan bahwa masalah ini dilimpahkan kepada pengadilan setempat atau inkaso.





















































Contoh surat Tagihan




PT. MAYA PRATAMA
Jl. Singasari No. 33
Jakarta 17764
0217891009



Jakarta, 21 september 2011 No : 32/SPH02/III/2011




KepadaYth
Bapak AgungSetiawan
Manager Keuangan
PT. Wisma Jaya
Bekasi


Dengan Hormat,

Dengan ini kami kirimkan surat tagihan atas hutang sebesar Rp 550 juta, yang sampai saat ini perusahaan Anda belum selesaikan. Karena batas waktu pembayaran sudah lewat dari 25 hari. Maka dari itu, kami mengharapkan perusahaan anda dapat segera melunasi dan menyelesaikan seluruh kewajiban atas perusahaan Anda.

Dan kami pun telah menerima surat permintaan akan pembelian barang secara kredit, untuk secepatnya barang dikirimkan keperusahaan Anda. Tetapi kami pun berharap perusahaan Anda bisa segera menyelesaikan penagihan hutang yang kami kirimkan ini.

Atas perhatian dan pengertian Anda, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,


Moch Imam Kurniawan

DirekturKeuanga

Friday, February 15, 2013

DESAIN PEKERJAAN

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kegiatan pertama dalam manajemen kepegawaian adalah mendapatkan orang-orang untuk mengisi organisasi . Dalam organsiasi yang besar untuk mendapatkan orang –orang itu pada umumnya diserahkan kepada ahli, yaitu seksi penerimaan pegawai dari bagian kepegawaian. Dalam organisasi yang kecil, tiap pemimpin dapat melakukan sendiri penarikan tenaga kerja, seleksi dan penempatan tanpa bantuan ahli.
Ada langkah penting yang harus dilakukan sebelum penarikan tenaga kerja yakni menentukan jenis atau kualitas pegawai yang diinginkan untuk masing-masing jabatan dan rincian mengenai jumlahnya nanti akan diserahi masing-masing jabatan itu. Jadi langkah pertama dalam manejemen kepegawaian adalah mendapatkan orang-orang yanp tepat, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitasnya.
Metode yang lazim dipergunakan untuk menentukan jenis atau kualitas tenaga kerja yang diperlukan disebut analisa jabatan, sedangkan metode yang lazim dipergunakan untuk menentukan jumlah atau kuantitas tenaga kerja disebut work-load analisis (analisis beban kerja dan time studi (studi waktu).
Adapun fungsi-fungsi menajemen kepegewaian luas sekali, sehingga pada makalah ini hanya dibatasi pada Analisis jabatan,

2. RUMUSAN MASALAH

Ada beberapa hal yang bersangkut paut dengan analisa pekerjaan (job description) yang sangat penting diperhatikan bagi seorang pemimpin Seorang pemimpin dalam suatu perusahaan, harus mampu menempatkan orang sesuai dengan dengan kemampuannya, sehingga berlaku istilah “ The raigh man on the raigh place” . untuk itu seorang pemimpin harus mampu memahami beberapa hal yang bersangkut paut dengan analisis jabatan, sehingga seorang pemimpin dalam menempatkan orang tidak salah . Persoalannya tidak semua orang mampu melakukan analisa pekerjaan. oleh Karena itu pada makalah ini akan dicoba diurai beberapa hal yang bersangkut paut dengan analisa pekerjaan yaitu :
1. Apa Pengertian Analisis Pekerjaan
2. Apa Tujuan analisis pekerjaan
3. Bagaimana Langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan
4. Apa saja Jenis analisis pekerjaan
5. Bagaimana Klasifikasi pekerjaan ( job classification)
6. Bagaimana Teknik perancangan ulang pekerjaan

3. TUJUAN

beberapa hal yang bersangkutan dengan analisa pekerjaan , yaitu
1. Pengertian Analisis Pekerjaan
2. Tujuan analisis pekerjaan
3. Langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan
4. Jenis analisis pekerjaan
5. Klasifikasi pekerjaan ( job classification)
6. Teknik perancangan ulang pekerjaan
7. Pembahasan
8. Pengertian Job Analysis
Menurut Moekijat,1) bahwa Job analysis terdiri dari 2 perkataan yaitu job dan analyisis. Job ada yang menerjemahkan tugas , ada pula yang menerjemahan pekerjaan, sedangkan analysis berasal dari kata analyse yang berarti memisah-misahkan atau menguraikan. Dalam job analysis berarti kita memisah-misahkan job (jabatan) menjadi bagian-bagian job yang disebut task (bagian atau unsur jabatan). Sedangkan menurut Ike Kusdiyah Rachmawati2) bahwa “ analisis Jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan dipekerjakan. Selanjutnya menurut Mariot Tua Efendi Hariandja3) bahwa job analysis adalah usaha untuk mengcari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang bekaitan dengan tugas-tugas dilakukan dalam jabatan tersebut. Sedangkan menurut Faustino Cardoso Gomes 4) Analisa pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang dari supervisor.
Jadi job analysis atau analisa pekerjaan adalah proses yang dilakukan untuk menentukan siapa yang cocok untuk dipekerjakan pada suatu pekerjaan

4. TUJUAN JOB ANALYSIS

5. Analisis pekerjaan dilakukan dengan berbagai tujuan, baik disektor public maupun sector swasta , menurut Faustino Cardoso Gome, bahwa ada 12 macam tujuan dari analisis pekerjaan, diantaranya adalah:
1. Job description, yaitu berisi informasi pengidentifkasian pekerjaan , riwayat pekerjaan , kewajiban pekerjaan dan pertanggunjawaban, sepefisikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan.
2. Job classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok- kelompok atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistimatika tertentu,
3. Job Evaluation suatu prosedur pengklasifikasin pekerjaan berdasarkan kegunaan maisng-masing di dalam organisasi dan pasar tenga kerja luar yang terkait.
4. Job desaing restructuring, meliput usaha-usaha untuk merelokasi dan merestrukturilsasilkan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
5. Personil requirement /specifications berupa penyusunan persyaratan –persyaratan atau sepesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan keterampilan, ketangkasan, sifat-sifat dan cirri-ciri yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan .
6. Performance appraisal, ini merupakan suatu penilaian sistimatis yang dilakukan oleh para supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para pekerja. Tujuan penting dari pada penilaian perpormasi ini adalah dengan maksud mempengaruhi performansi para pekerja melalui keputusan-keputusan adimistrasi seperti promosi, pmberhentian sementara (lay off), pemindahan ( transfer), kenaikan gaji, memberi informasi kepada pekerja tentang kemanpuan-kemanpuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaan masing-masing.
7. Worker training, untuk tujuan-tujuan pelatihan . Pelatiahn adalah proses sistemati yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu.
8. Worker mobility, untuk tujuan mobilitas pekerja (karir) yaitu dinamika masuk keluarnya seorang dalam posisi-posisi pekerjaan –pekerjaan dan okupasi-okupasi tertentu.
9. Efficinecy. Ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan refrensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedur-prosedur kerja, susunan kerja dan standar kerja.
10. Safety. Sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi fisik dan kondisi lingkungan.
11. Human resource planning. Ini meliputi kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan bahwa organisasi tersebut masih memiliki dan akan terus menerus memiliki jumlah dan macam orang yang tepat pada tempat yang tepat.
12. Legal/quasi legal reqruitments , aturan-aturan dan ketentuanketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
Sedangkan menurut Marihot Tua Efendi Hariandja, bahwa fungsi dari analisa pekerjaan adalah untuk menjadi landasan, untuk mencocokkan pekerjaan dengan petugas , untuk mengetahui beban kerja yang dilakukan, untuk mengetahui kemungkinan hambatan yang ditemui para pelaksana dan menjadi landasan dalam pelaksanaan keseluruhan kegiatan MSDM dalam upaya memenuhi fungsinya.
1. Langkah-Langkah Utama Dalam Analisis Pekerjaan
Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja, bahwa pengumpulan informasi jabatan dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
2. mengindentifikasi jabatan yang akan dianalisis
Mengindentifikasi jabatan maksudnya adalah mencari tahu jabatan –jabatan apa yang ada dalam organisasi.
3. menentukan teknik pengumpulan informasi
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
- membuat kuesioner
- interview
- mengadakan observasi
- panel of expert
- employee logs (Catatan harian para petugas)
1. menggunakan kuesioner.
2. Jenis Analisis Pekerjaan
Menurut Faustino Cardiso gomes, bahwa terdapat dua jenis analisis pekerjaan yakni analisis pekerjaan tradisonil dan analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil , selanjutnya beliau menjelaskan bahwa analisis pekerjaan tradisional hanya mengcari informasi sekitar tiga aspek yaitu tanggung jawab, kewajiban-kewajiban umum dari seorang yang sedang memegang suatu kedudukan dan kualifikasi-kualifikasi yang diterima sebagai su tu kelayakan. Sedangkan analisis pekerjaan berorientasikan hasil berasumsi bahwa uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut menperjelas harapan – harapan organisasi kepada para pekerja dan keterkaitan antara tugas-tugas , standar-standar, kecakapan-kecakapan dan kualifikasi minmal , oleh karena itu analisis pekerjaan yang berorientasi hasil memuat keterangan-keterangan yang berkisar pertayaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Tasks, yaitu perilaku-perilaku , kewajiban-kewajiban atau fungsi-fungsi apa yang penting bagi suatu pekerjaan.
2. Conditions, yakni bagaimana sifat dasar yang diperlukan agar pekerjaan terlaksana, biasanya mudah atau sulit,? petunjuk-petunjuk apa atau instruksi-instruksi supervisor apa yang tersedia untuk membantu pekerja dalam melaksanakan suatu tugas tertentu.
3. Standars yakni harapan-harapan performasi obyektif apa yang diberikan pada setiap tugas yang dituangkan menurut ketentuan standar kuantitas, kualitas atau ketepatan waktu yang benar-benar dikaitkan dengan tujuan organisasi.
4. SKAS (skils, knowledges, and abilities), kecakapan-keccakapan apa, pengetahuan dan kemampuan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang diterima?
5. Qualifications, yakni pendidikan dan pengalaman bagaimana serta kualifikasi-kualifikasi lain yang bagaimana dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas.
6. Klasifikasi pekerjaan ( job classification)
Menurut Faustino Cadoso Gomes, bahwa klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan , atau factor lainnya yang berkaitan dengan kerja, selanjutnya Fautino mengatakan bahawa Klasifikasi memudahkan analisa pekerjaan karena klasifikasi berarti uraian pekerjaan, dan standar kualifikasi yang dibakukan dan dapat dirumuskan untuk sekumpulan kdedudukan yang sangat mirip sesuai dengan tugas-tugasnya dan kualifikasi-kualifikasi untuk pembenaran keadaanya seperti yang ditetapkan dalam uraian pekerjaan.
Ada dua jenis kualifikasi pekerjaan yang umum dipakai yaitu pekerjaan-pekerjaan dibagi kedalam klisifikasi yang okupasi yang umum dan dalam setiap klasifikasi okupasi yang umum, pekerjaan-pekerjaan dibedakan menurut tingkat tanggungjawabnya.
Sistem klasifikasi untuk semua pekerjaan , baik sector public maupun swasta,di dasarkan pada beberapa factor , yaitu :
a) Masukan informasi , yaitu dimana dan bagaimana sipekerja memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b) Proses-proses mental yaitu pertimbangan apa yang ditekankan dalam pembuatan keputusan, prencanaan dan aktivitas-aktivitas proses informasi apa yang dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan
c) Output pekerjaan, yaitu aktivitas-aktivitas fisik apa yang dilakukan oleh para pekerja dan alat-alat apa yang dipakai oleh para pekerja.
d) Relasi dengan orang, yakni relasi dengan orang lain yang bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan.
e) Konteks pekerjaan yaitu dalam konteks fisik dan social apa pekerjaan dilaksanakan?
f) Metode-metode kerja yaitu metode-metode atau teknik-teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.
g) Ciri-ciri pekerja yaitu cirri-ciri kepribadian atau kemampuan kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan?.
Untuk organisasi public, umumnya pengelompokkan pekerjaan ke dalam berbagai kategori bergantung pada tingkat pemerintahanyanya.
3. Teknik Perancangan Ulang Pekerjaan
Rancangan bangun pekerjaan menurut Sondang, P. Siagian didasarkan pada penghargaan atas harkat dan martabat manusia, seiring dengan perubahan keadaan oleh lingkungan maka organisasipun sering berubah, sehingga terkadang dibutuhkan rancangan ulang pekerjaan, hal ini terutama untuk mencegah terjadinya kejenuhan terhadap pekerja. Dalam melakukan rancang bangun pekerjaan ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian yaitu pertama, rancangan bangun pekerjaan harus mencerminkan usaha pemenuhan tuntutan lingkungan organisasional dan keberprilakuan terhadap pekerjaan yang dirancang bangun itu. Kedua , mempertimbangkan ketiga jenis tuntutan tersebut berarti upaya diarahkan pada pekerjaan yang produktif dan memberikan kepuasan pada para pelakunya meskipun dapat dipastikan bahwa tingkat produktivitas dan kepuasan itu tidak akan sama pada setiap orang. Ketiga, tingkat produktivitas dan kepuasan para pelaksana harus mampu berperan sebagai umpan balik , artinya secara umum dapat dikatakan bahwa rancang bangun pekerjaan yang baik dan tepat akan berakibat pada tingkat produktivitas dan kepuasan yang tinggi.
Unsur-unsur rancang bangun pekerjaan yaitu tuntutan lingkungan, organisasional dan keberprilakuan.

4. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Pada pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa unsure-unsure yang harus diperhatikan dalam analisa job kerja adalah :
1. Tujuan analisis pekerjaan adalah untuk mendapatkan person yang cocok dengan pekerjaan tertentu.
2. Langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan adalah
mengindentifikasi jabatan yang akan dianalisis, menentukan teknik pengumpulan informasi, lalu melakukan analais pekerjaan, kemudian memutuskan kriteria-kriteria orang yang tepat pada pekerjaan tertentu, melakukan perekrutan tenaga kerja serta menempatkan orang pada pekerjaan yang sesuai.
1. Jenis analisis pekerjaan ada dua , yaitu : analisis pekerjaan tradisonil dan analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil
2. Klasifikasi pekerjaan ( job classification) adalah merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan , atau factor lainnya yang berkaitan dengan kerja,
3. Teknik perancangan ulang pekerjaan
Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian yaitu pertama, rancangan bangun pekerjaan harus mencerminkan usaha pemenuhan tuntutan lingkungan organisasional dan keberprilakuan terhadap pekerjaan yang dirancang bangun itu. Kedua , mempertimbangkan ketiga jenis tuntutan tersebut berarti upaya diarahkan pada pekerjaan yang produktif dan memberikan kepuasan pada para pelakunya